Prof. Dr. Munir Mulkan, seorang guru besar sekaligus tokoh Muhammadiyah sambangi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam pengajian Ramadan 1444 H, yang diikuti oleh dosen dan pejabat struktural UMY pada Rabu sore (5/4) di lantai dasar masjid KH. Dahlan. Mengupas habis tentang “Rekontruksi Risalah Gerakan Dakwah Islam Berkemajuan di Abad ke-2”, dalam paparannya, Munir mengatakan jika Risalah Islam Berkemajuan ini harus menjadi solusi fungsional bagi permasalahan kemanusiaan.
“Risalah Islam Berkemajuan merupakan reaktualisasi pemahaman fungsional Islam sejak Kiai Dahlan. Risalah tersebut secara substanstif menjelaskan visi kemanusiaan gerakan ini di tengah pergaulan dunia yang semakin dinamis dan kompetitif. Islam itu harus fungsional dalam menghadapi permasalahan umat,” paparnya. Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa Muhammadiyah harus bemanfaat bagi kemanusiaan.
“Dalam risalah Islam berkemajuan disebutkan bahwa Muhammadiyah harus bermanfaat bagi semua orang tak peduli agamanya apa. Muhammadiyah mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan bukan untuk mengislamkan semua orang atau memuhammadiyahkan semua orang tapi untuk meninggikan martabat manusia. Muhammadiyah itu jabariyah terlepas orang itu Islam apa bukan itu kehendak Tuhan,” kata Munir.
Dengan Islam Berkemajuan, Muhammadiyah berusaha mengurai sikap yang membelenggu pemahaman Islam dalam satu pandangan sempit yang anti-perubahan terlebih untuk kemaslahatan kemanusiaan. Munir memandang, perlu dilakukan usaha dan proses untuk menanamkan kesadaran pentingnya memahami Islam sebagai agama yang senantiasa sesuai dalam memberikan kemaslahatan kepada manusia pada zaman yang terus berubah.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjabarkan jika Risalah Islam Berkemajuan ini juga diharapkan mampu berbagi pengetahuan, pengalaman serta menggerakkan komunitas masyarakat menjadi lebih baik pada semua sisi: agama, sains, sosial, ekonomi, dan budaya.
Langkah strategis dakwah pemberdayaan ini dirumuskan dalam konsep Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ), dan ini menjadi salah satu tujuan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islam sebenar-benarnya namun berbasis pluralitas dan toleransi. Adapun indikator terwujudnya tujuan itu menurut Munir ialah ketika kesejahteraan sosial luas merata. Munir juga memberikan rekomendasi mengenai hal-hal yang bisa dilakukan oleh UMY dalam mewujudkan Risalah Islam Berkemajuan dengan melibatkan masyarakat di sekitar UMY itu sendiri.
“Beberapa dosen dari beragam disiplin ilmu bekerjasama membangun kampung utama (qoryah Thoyyibah) memberdayakan masyarakat sekitar kampus tidak terbatas hanya pada warga Muslim yang sejahtera secara sosial ekonomi dan kesehatan. Lalu dengan melakukan regruping tempat kos; di bawah koordinasi dosen, mahasiswa ditempatkan sebagai motivator pengembangan Kampung Utama Sejahtera (Jamaah) bebas sampah & stunting,” pungkasnya. (RM)