Pengamat politik negara, Rocky Gerung baru saja menyambangi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jumat (29/07). Dalam kunjungannya ini, ia dipercaya sebagai pembicara dalam talkshow pembukaan acara Sekolah Antikorupsi yang diselanggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Penyelenggaraan talkshow ini juga bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UMY dan dilaksanakan di ruang Sidang utama gedung AR. Fachruddin B UMY.
Rocky Gerung selaku pembicara utama dalam talkshor tersebut mengatakan kebanyakan masyarakat khususnya generasi muda acuh terhadap politik. “Di negara ini korupsi sudah sangat indentik dengan politik, hal ini membuat banyak anak muda yang begitu alergi pada kesadaran politik, banyak acuh dan juga cenderung apatis,” tutur Rocky. Rocky menyebut hal itu terjadi karena muncul ketidakpercayaan publik terhadap penegakan hukum korupsi. Independensi KPK juga sudah tidak lagi menapak pada pakemnya.
Rocky mengingatkan, sebagai warga negara kita wajib melakukan kontrol pemerintahan. “Kalau sudah bobrok di dalam, maka kita harus lawan di luar, sebagai salah satu organiasi pergerakan mahasiswa, sudah saatnya IMM dan lainnya saling bahu mebahu turut menyoroti jalannya pemerintahan ini. Pergerakan mahasiswa, pergerakan buruh, pergerakan masyarakat adalah senjata dalam melawan bobroknya penegakan hukum khususnya dalam hal korupsi, inilah yang dinamakan dengan society control,” terang Rocky.
Ia juga mengatakan, agenda sekolah antikorupsi memang sudah seharusnya digencarkan. Menurut Rocky, sekolah antikorupsi adalah salah satu bukti jika diantara generasi muda masih memiliki harapan penegakkan hukum yang merata dan mengikat kesadaran untuk memerangi kejahatan yang merugikan negara. Lebih lanjut, Rocky juga mengatakan kalau sekolah antikorupsi bukan hanya sekadar untuk melindungi generasi kita dari penularan korupsi tetapi ini sebagai salah satu upaya untuk menghentikan perluasan wilayah para koruptor yang semena-mena dalam merugikan negara
Ia juga mengkritik kebijakan pemerintah yang cenderung sepihak dan merugikan rakyat. “Tak hanya masalah keuangan, dari segi kebijakan pemerintah membuat kebijakan secara koruptif, diam-diam dan ujungnya merugikan rakyat,” kata Rocky.
Rocky mengingatkan kepada seluruh audiensi agar tidak apatis terhadap jalannya pemerintahan. “Ini adalah forum yang mengindikasikan bahwa masih banyak anak muda yang masih mau melek intelektual dan politik, tentunya semangat ini harus tetap dijaga dan disalurkan dengan aksi-aksi kongkret, jangan apatis karena kuorupsi ini menyengsarakan rakyat,” tegasnya.
Dalam agenda diskusi ini, turut hadir Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Dr. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. yang mengatakan jika ketidakindependenan lembaga hukum juga menjadi salah satu faktor maraknya korupsi di Indonesia.
“Mahalnya penegakan ahlak politik juga menjadi salah satu faktor mundurnya independsi penegakan hukum bagi lembaga hukum di Indonesia. Inilah mengapa korupsi di Indonesia dilakukan secara terstruktur, sistematis dan massif,” ujarnya.
Ia juga mengklaim bahwa tidak menutup kemungkinan kasus korupsi akan terus memburuk jika tidak ditangani sampai akrnya dengan serius. ”Korupsi di negeri ini dilakukan secara masif, tidak menutup kemungkinan bertahun-tahun lagi kasus korupsi di negara kita akan sermakin memburuk jika tidak ada perubahan sumber dan akar permasalahan korupsi seperti undang-undang partai politik, undang-undang pemilu, dan undang-undang Pilkada,” tuturnya.
Menurutnya, selagi undang-undang tersebut tidak diperbaiki oleh ketua partai politik dan pemangku kebijakan, dengan undang-undangan saat ini maka mustahil untuk mendapatkan orang-orang jujur yang memiliki intelektualitas mumpuni karena selama ini orang-orang di pemerintahan bisa dibonekakan.
Ia juga menjelaskan peranan generasi pemuda sangat penting bagi jalanannya pemerintahan. “Peran anak muda sebagai pengontrol jalannya pemerintah juga diperlukan. Anak muda sudah sepatutnya menjadi rem bagi pemerintahan suatu negara, maka dari itu para pemuda harus melek intelektual dan juga ahlak. Untuk turut mengawasi jalannya pemerintahan, sudah semestinya dibarengi dengan kemampuan yang unggul juga berkapasitas. Sekolah Antikorupsi adalah salah satu langkah baik untuk memulai hal tersebut. Gerakan sekolah antikorupsi adalah salah satu bukti bahwa pemuda kita masih ada yang melek intelektual,”tandasnya.
Sementara itu, rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP, IPM dalam sambutannya juga turut memberikan apresiasinya. “Acara seperti ini memang sangat memberikan dampak positif bagi pemikiran mahasiswa, sehingga acara ini sudah sangat tepat sasaran karena sebagai agen perubahan, mahasiswa perlu menyikapi sesuatu dari banyak perspektif,” ujarnya. (RM).