Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US Dollar, bukan menjadi penghalang bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan investasi. Sebab masih ada pula keuntungan lain yang dapat diambil. Hal ini seperti turunnya harga perusahaan, sehingga memberi peluang bagi orang lain untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Selain itu, masih rendahnya jumlah investor di Indonesia juga menjadi sebuah perhatian khusus bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Karena itulah, masyarakat perlu mengetahui apa dan bagaimana berinvestasi itu.
“Penduduk Indonesia itu ada 250 juta, namun hanya beberapa persen saja yang bergabung dalam investasi. Hal inilah yang melatar belakangi Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan edukasi terkait dengan keuntungan dari investasi. Untuk mendorong hal tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sudah mempunyai Galeri Investasi, Galeri tersebut merupakan bagian kerja sama dari Perguruan Tinggi, Bursa Efek, dan Perusahaan Efek. Saat ini sudah ada 130 Galeri Investasi di Indonesia dari Aceh sampai Merauke. Untuk meningkatkan itu semua ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memberikan edukasi misalnya dengan talk show atau seminar,“ terang Nicky Hogan selaku Kepala Pengembangan PT. Bursa Efek Indonesia saat menjadi pembicara dalam acara Talk Show Investasi Reksadana Syariah pada hari Senin (31/8) di Sportorium UMY.
Nicky melanjutkan bahwa, berinvestasi sendiri ada 2 tipe yaitu konvensional dan syariah, perbedaanya kalau syariah harus sesuai dengan syariah. Saat ini sudah ada 500 perusahaan yang sudah Go Public di Bursa Efek Indonesia dan 2/3 nya saham perusahannya sudah berbasis syariah. “Salah satu yang bisa kita lakukan ketika akan mulai berinvestigasi adalah dengan berinvestasi di pasar modal. Alasannya, adalah ada beberapa produk yang merupakan bagian dari saham, reksadana, dan obligasi. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa invetasi melalui tabungan dan reksadana itu berbeda. Apabila kita menambung maka uang tersebut tidak akan bertambah namun, jika kita invetasi dengan reksadana uang tersebut dapat bertambah, “ lanjutnya.
Edukasi tentang reksadana syariah memang sangat penting, apalagi untuk mahasiswa, karena mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Selain itu mereka juga memiliki peran penting untuk mengajak masyarakat menjadi lebih maju lagi. “Mahasiswa perlu mendapatkan edukasi Reksadana Syariah sejak dini. Produktifnya manusia hanya berlangung 1/3 nya sedangkan, 2/3 nya sudah tidak produktif lagi. Untuk itu perlu adanya kemandirian, sehingga kita tidak menyusahkan orang lain. Apabila sebulan saja kita sisihkan uang 100.000 kemudian kita investasikan, nanti setelah kita pensiun kita bisa mendapatkan keuntungan hingga 1,2 milliar. Menyisihkan uang 100.000 tidak akan membuat kita miskin, tapi kita akan mengahasilkan uang yang lebih banyak lagi,“ tandas Kusumonegoro selaku Presiden Direktur PT Manulife Indonesia Asset Managemen Indonesia.
Kusumonegoro menjelaskan bahwa, mahasiswa perlu melek investasi, karena mahasiswalah yang nantinya memiliki perang untuk terjun ke masyarakat. Siap tidak siap harus turun ke masyarakat dan mencari nafkah. “Jangan sia-siakan waktu produktif kita untuk belanja. Kesuksesan dan cobaan itu mirip, jadi kita harus pandai menyikapinya. Setiap pelaksanaan perlu adanya konsekuensi, jadi perlu kita hadapi semuanya. Selain itu mahasiswa juga merupakan contoh dan panutan bagi masyarakat dan orang lain, “ jelasnya.
Reksadana memiliki berbagai macam jenis dan pilihan, masyarakat bisa memilih jenis Reksadana seperti apa yang diinginkannya. “ Pengertian Reksadana dalam ilmu pengetahuan agak sulit bahkan saya baca lima kali pun saya tidak paham. Secara mudah saja bahwa Reksadana adalah sebuah kegiatan arisan artinya mengumpulkan uang bersama-sama atau ada sebuah gelas kopi, ada jenis kopinya, siapa peraciknya, dan siapa pengelolanya. Nah, bayangkan jenis kopi itu adalah sebuah uang, peraciknya adalah yang melakukan investasi, pengelolanya adalah yang akan mengelola uang anda, dan gelasnya adalah sebuah wadah atau tempat untuk berinvestasi. Intinya, reksadana itu aman, sah, dan diawasi setiap harinya oleh OJK, kalau kita macam-macam pasti kita akan dicabut. Dalam melakukan investasi pasti ada resikonya, ketika kita berinvestasi dengan jumlah yang banyak maka resikonya besar namun, keuntungannya pun lebih besar dan begitu pula sebaliknya, “ papar Kusumonegoro.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Giring vokalis dari Nidji yang mengungkapkan bahwa, kita tidak akan pernah tau masa depan kita ke depan seperti apa. Untuk itu perlu adanya rencana-rencana ke depan untuk menanggulanginya. “Star Sindrom adalah sebuah penyakit tapi juga berkah, ketika kita merasa terkenal maka kita akan mencoba menghabiskan uang kita. Efek dari uang itu adalah rasa, memiliki rasa kekuatan, memiliki rasa kebebasan, memiliki rasa aman, memiliki rasa membantu orang yang kita sayangi, dan membuat kita memiliki banyak pilihan. Untuk itu kita perlu melakukan investasi pada diri kita sendiri, “ ungkapnya.
Reksadana itu bermacam-macam, lanjut Giring, ada Reksadana saham, Reksadana Campuran, Reksadana pendapatan tetap, dan Reksadana pasar uang. “Dari berbagai macam jenis reksadana itu kita perlu memilahnya sesuai dengan keperluan seperti apa. Misalnya untuk biaya pendidikan kita bisa masukkan dalam reksadana pendapatan tetap, sedangkan untuk membeli rumah kita bisa masukkan dalam reksadana saham, “ jelasnya.
Giring menegaskan bahwa, menanam saham itu tidak ada hubungannya dengan judi, beli saham itu sama dengan memiliki perusahaan tersebut, bahkan orang-orang terkaya di dunia berinvestasi di saham, dan hal yang terpenting adalah jangan pernah jadi Spekulan. “Artinya orang yang suka menjual saham, kita perlu belajar berinvestasi. Ketika Indonesia sedang terpuruk dengan Inflasi, maka ini menjadi sebuah peluang kita untuk berinvestasi karena banyak perusahaan yang diskon. Tentu ini menjadi sebuah peluang bagi kita, jika dulu 1 lotnya seharga 500 maka saat ini 1 lot hanya dihargai dengan 100. Ini menjadi sebuah keuntungan bagi kita untuk bisa berinvestasi, “ tegasnya.
Ketiganya berharap dengan diadakannya program edukasi ini nantinya dapat memberikan ilmu kepada mahasiswa dan mengubah pikiran masyarakat dari berinvestasi melalui tabungan ke Reksadana, minimal hal ini dapat mengimbangi inflasi yang terjadi. Serta dengan 4.500 investor dapat memberikan dampak positif bagi orang lain. “Rezeki sudah ada yang mengatur, sehingga kita perlu menghasilkan sesuatu yang dapat membantu sesama, untuk itu nabung dan investasi perlu kita lakukan terus dan sejak dini, “ sambung Kusumonegoro lagi. (ica)