Isu sosial dan lingkungan hanya dibahas ketika jadi masalah yang “seksi” untuk diberitakan, kemudian setelah beberapa saat isu tersebut kehilangan daya tariknya dan tidak lagi ditayangkan. Realita itu yang seringkali jadi pola dalam banyak kanal pemberitaan komersil mainstream, dan mirisnya juga terjadi di Indonesia. Padahal isu sosial dan lingkungan merupakan fenomena yang terjadi secara konstan dalam sebuah masyarakat selama peradaban tersebut masih berlangsung. Karenanya isu tersebut harus selalu disuarakan agar masyarakat selalu ingat bahwa isu tersebut nyata, dan harus pula ditanggapi supaya dapat ditemukan jalan keluarnya. Ini yang jadi tujuan utama dari para pribadi di balik Tokoh Utama, sebuah media dan komunitas yang punya misi untuk menjadi kanal untuk menjadi corong dalam menanggapi isu sosial dan lingkungan yang terjadi di sekeliling mereka.
Tokoh Utama lahir di Yogyakarta pada 22 November 2018 atas inisiasi 8 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) lintas jurusan dan angkatan untuk menanggapi isu tersebut.
M. Iqbal Assyauqi, Project Leader dari Tokoh Utama menyebutkan bahwa media dan komunitas ini merupakan cara mereka untuk mendobrak pola pemberitaan yang saat ini berlaku. “Tokoh Utama ini dibentuk dengan harapan bisa menjadi media alternatif dalam membaca media, terutama untuk isu sosial dan lingkungan. Kami ingin mendobrak segmentasi pemberitaan yang mengelompokkan isu tersebut sebagai bahan yang ramai diberitakan ketika viral saja, diwartakan ketika sempat saja. Tokoh Utama ingin menjadi medium untuk menyuarakan apa yang kami dan juga teman-teman lainnya rasakan dalam menanggapi isu tersebut,” ujarnya saat diwawancarai oleh tim Biro humas dan Protokol UMY.
“Menulis jadi titik temu kami untuk menunjukkan apa yang kami rasa, kedepannya kami juga akan membuat beragam medium lain seperti karya audio visual untuk menyampaikan fenomena yang terjadi di sekitar dan juga menanggapinya. Selain itu kami juga ingin bergerak sebagai komunitas untuk menjadi wadah bagi kawan-kawan lainnya yang memiliki perhatian yang sama, misal melalui aksi lapangan yang juga masuk dalam to-do-list kami. Melalui ini kami ingin melakukan tindakan nyata yang dapat membantu orang disekitar kami untuk dapat lebih tanggap terhadap berbagai isu yang terjadi di sekeliling mereka,” ungkap Iqbal
Disampaikan oleh Creative Director Tokoh Utama, Sulhi Azhari, bahwa Tokoh Utama saat ini menggunakan platform digital sebagai medium publikasinya. “Dengan berfokus pada media sosial yang umumnya digunakan, kami ingin menargetkan generasi muda yang cenderung lebih engage di dunia maya. Harapannya dengan medium ini, isu yang kami muat dapat sampai kepada mereka yang sebenarnya juga memiliki atau menjalani hal yang sama. Kami ingin ini jadi sebuah umpan untuk mereka agar juga dapat bisa menyuarakan apa yang mereka rasakan, atau malah mengalaminya ketika mereka menjadi korban. Kami ingin mengulurkan tangan untuk mereka melalui Tokoh Utama,” jelas Sulhi.
Mercusuar
Salah satu cara yang dilakukan oleh Tokoh Utama untuk menjangkau teman-teman untuk dapat ikut menyuarakan dan tanggap terhadap isu sosial dan lingkungan yang terjadi di sekeliling mereka adalah dengan menjadi komunitas. Melalui program Mercusuar, Tokoh Utama ingin merangkul kawan lain yang memiliki perhatian yang sama untuk dapat menanggapi fenomena yang terjadi di sekitar. Misal pada hari Minggu (17/2) lalu, komunitas Tokoh Utama mengadakan kegiatan yang bertajuk “Memahami Kesunyian” bertempat di Warung Apresiasi Lumbini, Mergangsan. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menanggapi fenomena pelayanan medis yang kurang maksimal untuk para penyandang disabilitas.
Bekerjasama dengan Deaf Art Community dan Warung Kopi Sendu, kegiatan yang mengajak para tenaga medis itu bertujuan untuk mensosialisikan penggunaan bahasa isyarat dalam pelayanan kesehatan. Ini agar para tenaga medis dapat meningkatkan efisiensi dan komunikasi interpersonal mereka dengan pasien teman tuli. Ini dilakukan melalui sosialisasi dan juga sesi praktik bagi peserta untuk berkomunikasi langsung dengan teman tuli yang hadir selayaknya komunikasi antara dokter dan pasien. Kegiatan Mercusuar ini berusaha untuk menularkan ide bahwa menanggapi isu sosial dan lingkungan yang ada di sekitar kita sangat penting untuk dicari solusinya supaya menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Tokoh Utama dimotori oleh 8 orang mahasiswa UMY lintas jurusan, mereka adalah; M. Iqbal Assyauqi; Sulhi Azhari; Kenty Larasati sebagai Community Relation; Yusuf Harfi sebagai Editor in Chief; Meuthia Maharani sebagai Editorial Staff; Fathan Jauhar Mushofa sebagai Graphi Designer; Armani Billardhi dan Ricki Putra Harahap sebagai Researcher. (raditia)