Berita

Seluruh Sendi Demokrasi Telah Dirusak, 4 BEM FISIPOL DIY Serukan Generasi Muda Untuk Peduli Pada Permasalahan Bangsa

Manuver cepat Baleg DPR yang ingin merevisi Undang-Undang pemilihan kepala daerah pasca putusan MK menuai kecaman luas dari publik. Aksi protes besar-besaran di gelar di berbagai penjuru tanah air. Hal ini juga turut menjadi pembahasan dalam kegiatan Travelling Festival Organization (TREFEO) yang diinisiasi oleh 4 BEM Fisipol di DIY, yaitu BEM Fisipol UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), UPN (Universitas Veteran Yogyakarta) dan UNISA (Universitas Aisyiyah Yogyakarta). Digelar di Taman Budaya Yogyakarta, kegiatan tersebut mengusung tema PR negara menuju Indonesia emas 2045.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan AIK, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UMY, Dr. Phil. Ridho Al-Hamdi, S.Fil.I., M.A. dalam sambutannya mengatakan rezim saat ini di penghujung kepemimpinannya semakin brutal dan tidak terkendali. Jokowi, yang sudah dua periode menjabat sebagai presiden, yang namanya bahkan sempat dituliskan oleh majalah ternama “Times” Amerika dengan judul new hope, ternyata di akhir kepemimpinannya justru dengan sewenang-wenang menggunakan jabatannya. Kini, Jokowi dinilai telah merusak seluruh sendi-sendi demokrasi di Republik Indonesia.

“Ini merupakan keresahan bagi kita semua dan mahasiswa menjadi salah satu yang terdepan untuk menyelesaikan problem ini. Karena nanti di 2045 usia emas itu berada di tangan anda semua,” Kata Ridho, Kamis malam (22/8).

Situasi yang terjadi hari ini juga membuat anggota dewan yang berada di Lembaga Perwakilan Rakyat dinilai justru malah mengkhianati rakyat. Phil mengungkapkan, DPR tidak mendengarkan dan tidak peduli pada apa-apa yang menjadi aspirasi rakyat.

“Maka mari kita bersama melalui forum ini untuk menghakimi, memberi pembelajaran kepada para pemimpin agar mereka sadar bahwa yang tersisa di republik ini adalah masyarakat sipil. Ketika tiga unsur di republik ini, yaitu trias politika tidak lagi bisa menjadi harapan, maka yang tersisa adalah masyarakat sipil, dengan salah satunya adalah mahasiswa yang harus tampil terdepan menyelematkan negeri ini,” tandasnya.

Syafitri Putri Lestari, ketua panitia TREFEO 2024 mengatakan kegiatan ini dirancang untuk mengajak berdiskusi dan menyampaikan aspirasi para generasi muda yang tidak tahan melihat kehancuran bangsanya.

“2045 adalah tahun yang digadang-gadang akan menjadi titik kembalinya negara Indonesia dengan bonus demografi. Kami mengajak kawan-kawan untuk menyaksikan betapa bobroknya dan hancurnya Indonesia yang teramat kita cintai saat ini. Lantas bagaimana dengan Indonesia emas yang digadang-gadang itu? Apakah yang diharapkan oleh semua orang mengenai Indonesia emas dapat terwujud?” tuturnya.

Ia pun berharap agar elit politik tidak memilih orang yang tidak bertanggungjawab untuk dijadikan pempimpin. Bukan pula orang yang memanfaatkan kekayaan bangsa Indonesia dengan cara yang dapat merugikan rakyat.

“Jangan sampai kita sebagai generasi muda dan anak cucu kita yang akan merasakan dan menjalani kehidupan dalam kepemimpinan itu. Yang harus menderita dan mengais keadilan di sana sini, hanya karena kita memilih apatis dan tidak berusaha memahami permasalahan yang tengah terjadi saat ini. Kita harus berusaha bagaimana caranya agar Indonesia Emas yang digadang-gadangkan ini tidak lagi terdengar asing dan menakutkan. Melainkan mudah untuk digapai dan diwujudkan,” pungkas mahasiswi Fisipol UMY ini lagi. (Mut)