Akhir-akhir ini fenomena empirik menunjukkan bahwa sendi-sendi kehidupan bernegara di negeri yang belum genap berusia 67 tahun ini mulai merapuh, seiring dengan pengaruh intens globalisiasi serta kemajuan teknologi. Konflik horizontal antar kelompok, antar daerah semakin sering terjadi, dan kini mudah diakses dengan dukungan teknologi informasi yang makin canggih. Sementara itu, kondisi sosial ekonomi yang belum optimal sering dimanfaatkan sebagai amunisi untuk semakin memanaskan konflik yang terjadi. Peran nilai-nilai budaya dan keagamaan dalam membendung arus globalisasi yang tak sesuai dengan kepribadian nasional kita semakin berat tantangannya. Tak pelak kerusuhan, konflik hampir terjadi pada semua dimensi kemasyarakatan. Kepatuhan pada aturan hukum melemah, pelanggaran etika dan tata karma sudah menjadi hal biasa, toleransi kehidupan beragama juga ada kecenderungan menurun.
Apabila dikaitkan dengan keberadaan 4 pilar : Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan pilar-pilar berdiri kokohnya negara ini terlihat mulai tergerus oleh faktor eksternal dan lemahnya pemahaman internal. Penamaman nilai-nilai keempat pilar yang sangat strategis ini tampaknya mendapatkan tantangan yang sangat besar, yang potensial menghancurkan eksistensi negeri ini. Kesadaran mengenai kondisi ini cukup disadari oleh MPR RI yang kemudian bekerjasama dengan Fisipol UMY untuk mengadakan Seminar “Reaktualisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara melalui nilai agama dan budaya di tengah krisis kebangsaan” Selasa (3/4) di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta. Adapun tujuan seminar ini adalah untuk mendapatkan masukan dari peserta terkait isu-isu budaya lokalitas dan nilai-nilai keagamaan yang kompatibel guna mengaktualkan Empat Pilar sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun peserta seminar ini terdiri dari unsure generasi muda, mahasiswa, dosen dan guru PKN di beberapa SMA di Yogyakarta.
Acara seminar yang dibuka oleh Pimpinan MPR RI pada Selasa 3 April 2012 di Hotel Sheraton Yogyakarta ini, selain menampilkan beberapa pembicara dari anggota MPR-RI juga menampilkan pembicara : Takdir Ali Mukti, M.Si. yang akan memaparkan nilai-nilai Pancasila kontekstual; Dr. Mukti Fajar, M.Hum. yang akan membahas isu-isu seputar NKRI; Dr. Zuly Qodir yang akan membahas isu-isu aktual kemajemukan masyarakat Indonesia yang semakin rawan, serta Yulianto Achmad, M.Hum yang akan mengupas isu-isu aktual terkait materi UUD 1945.
Dr. Suranto selaku ketua panitia berharap acara kerjasama UMY-MPR RI ini akan mampu menghasilkan masukan yang berharga bagi bangsa ini melalui MPR dalam bentuk poin-poin usulan bagi penguatan nilai-nilai 4 pilar berbangsa dan bernegara ini, agar senantiasa actual dengan perkembangan zaman dan akan mendukung kokohnya jati diri bangsa Indonesia pada masa mendatang.