Indonesia saat ini membutuhkan para wirausaha muda untuk dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 0,24 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yang sekitar 238 juta jiwa. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan jumlah wirausaha di beberapa negara luar yang tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi, seperti Amerika Serikat yang mencapai 11%, Singapura 7%, dan Malaysia yang mencapai 5 %.
Demikian disampaikan oleh Retno Widowati PA, M.Si., Ph.D Ketua Panitia Pelaksana Seminar Nasional dengan tema Peran Wirausaha Muda Menuju Kemandirian Bangsa. Seminar ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FE UMY) pada Kamis (10/5) di Ruang Sidang Gedung AR Fahrudin B Kampus UMY.
Acara ini menghadirkan Mantan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, dan Presiden Direktur Quick Chiken, Bedi Zubaedi sebagai pembicara. Menurut Retno, kedua pembicara akan memberikan materi yang bertujuan menghasilkan pemikiran tentang potensi untuk membangun UKM yang berdaya saing sebagai penyangga perekonomian nasional. “Pada akhirnya juga akan mengakomodasi ide-ide kreatif dari pengusaha dalam mebangun ekonomi Indonesia”.
Retno menjelaskan dengan melihat perbandingan jumlah wirausaha di negara maju dengan jumlah wirausaha di Indonesia, maka wajar jika pertumbuhan perekonomian di Indonesia juga masih lambat. “Oleh karena itu, pemerintah harus mengembangkan sektor kewirausahaan dan meningkatkan jumlah wirausaha agar dapat berperan dalam mendukung ekonomi negara agar lebih maju pada masa mendatang” jelasnya.
Retno mengungkapkan Pertumbuhan jumlah wirausaha dan usaha kecil perlu tersebut juga perlu didukung oleh lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi. “Pendidikan memang penting untuk memberi modal dasar bagi para wirausahawan. Melalui jalur pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk menjadikan wirausahawan yang bekerja dengan menggunakan ide dan kreativitas” ungkapnya.
Retno berharap peran perguruan tinggi dalam hal ini dapat memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs, yang merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. “Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan” pungkasnya.