Berita

Seni Bercerita Jadi Cara Guru Jalin Kedekatan dengan Pelajar

Sistem pendidikan sedang mengalami perubahan akibat perkembangan teknologi dan perilaku masyarakat di dunia. Yuta Otake, seorang trainer guru dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa para murid lebih menginginkan kehadiran seorang guru yang dapat terhubung secara emosional, tidak hanya sekadar untuk memberikan informasi. Dalam agenda Lokakarya “Empowering Educators Through Storytelling” yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (27/5), Yuta menyebutkan bahwa salah satu media yang paling efektif bagi guru untuk berinteraksi dengan para murid adalah melalui storytelling atau bercerita.

“Saat pandemi Covid-19 terjadi secara tiba-tiba, seluruh sistem pendidikan harus beralih secara daring dan mengandalkan internet sebagai penyedia informasi. Dan secara simultan pula teknologi semakin berkembang dengan terciptanya artificial intelligence yang semakin memudahkan pelajar untuk mendapatkan infromasi. Hal inilah yang menjadikan hadirnya seorang guru menjadi kurang relevan jika hanya melakukan kegiatan belajar secara satu arah, karena murid sudah terbiasa untuk mendapatkan informasi secara mandiri,” ujar Yuta.

Dengan munculnya tantangan baru dalam proses pembelajaran di sekolah, Yuta merasa bahwa guru harus dapat menawarkan hal yang berbeda, yang tidak bisa didapatkan oleh para murid di rumahnya. Satu hal yang menurutnya dapat dilakukan adalah pendekatan secara intensif yang dapat menciptakan hubungan erat antara guru dan murid, melalui beberapa cara yaitu memotivasi, keterlibatan secara emosional dan berkomunikasi dengan lebih personal.

“Itulah mengapa saya ingin berfokus kepada penguatan unsur bercerita oleh guru bagi para murid. Saya percaya bahwa tidak ada satupun hal di dunia yang dapat bergerak tanpa ada cerita di dalamnya, karena setiap individu memiliki cerita unik mereka masing-masing. Hal tersebut yang dapat menjadikan para murid merasa dekat dan dapat mereka jadikan contoh,” ungkapnya.

CEO dari Mangrove Education ini juga menyebutkan bahwa melalui Lokakarya ini, ia ingin agar setiap guru dapat mengoptimalkan kemampuan bercerita mereka, sebagai cara untuk menjalin hubungan erat dan berinteraksi dengan guru melalui cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut menjadi alasan utama Lokakarya yang berbentuk series ini didesain agar lebih interaktif dan atraktif, dan tidak seperti seminar yang mempresentasikan materi.

Forum Institusi Layanan Bahasa (FILBA) menjadi promotor utama dari series Lokakarya ini, bekerja sama dengan Mangrove Education. UMY, yang menjadi salah satu tuan rumah dari rangkaian lokakarya ini mengundang banyak guru dari beberapa sekolah untuk hadir sehingga total peserta adalah lebih dari 70 yang terdiri dari guru, dosen hingga mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan untuk menjadi guru di masa depan.

“Ada 12 perguruan tinggi yang Mangrove Education kunjungi selama berada di Indonesia, terhitung sejak bulan Mei hingga Juni. Saya pribadi sangat menyukai suasana lokakarya di UMY, sangat terorganisir dan kami kedatangan banyak guru, dosen dan mahasiswa dimana menurut saya ini merupakan kombinasi yang bagus dalam mempelajari pentingnya dapat bercerita bagi pendidik, baik guru maupun dosen,” pungkas Yuta. (ID)