Berita

Seorang Dosen Harus Cerdas Intelektual, Emosional dan Spriritual

IMG_1711Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya berkaitan dengan kompetensi dan kecerdasan. Pada dasarnya seorang dosen tidaklah hanya harus memiliki dan menggunakan kecerdasan intelektualnya saja. Melainkan aspek kecerdasan emosional dan spiritual juga harus dimiliki dan digunakan oleh seorang dosen. Ketiga kecerdasan tersebut merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh dosen dalam memberikan makna dari setiap masalah yang dihadapi, sehingga seorang dosen mampu membangkitkan kepuasan dan motivasi diri bagi mahasiswa dalam belajar di kelas dan meraih prestasi belajar yang baik. Hal tersebut diungkapkan Etty Ratnawati, M.Pd dalam pemaparan disertasi yang diajukannya kepada Program Doktor Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam promosi doktor Program Studi Psikologi Pendidikan Islam yang diselenggarakan pada Sabtu (19/12) bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana lantai 4 kampus terpadu UMY.

Dosen merupakan tenaga kependidikan dengan tugas mengajar, membimbing dan atau melatih mahasiswa serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menjalankan tugas sebagai seorang dosen dalam memotivasi belajar mengajar mahasiswa agar mencapai keberhasilan dan kesuksesan, diperlukan peranan dari tiga kecerdasan tersebut. “Kecerdasan yang dimaksud dalam hal ini yaitu kecerdasan intelketual (IQ), kecerdasn emosional (EQ), maupun kecerdasan spiritual (SQ) agar kinerja dosen lebih optimal,” ungkapnya.

Kinerja dosen tidak hanya membutuhkan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosi juga diperlukan. Pada dasarnya para dosen membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi karena dalam hal belajar mengajar, dosen berinteraksi dengan banyak orang, dalam hal ini mahasiswa, baik dalam membentuk moral maupun disiplin. “Kecerdasan emosional dosen berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa, jika kecerdasan emosional seorang dosen meningkat, maka motivasi belajar mengajar mahasiswa juga meningkat,” tambahnya.

Namun kenyataannya, pada saat ini pendidikan lebih mengutamakan aspek intelektual saja sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pendidikan. Hal ini dapat terlihat dimana dosen lebih banyak melakukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dibandingkan transfer nilai (transfer of value) dalam pembelajarannya. “Seharusnya keberhasilan belajar mahasiswa untuk mencapai prestasi tidak hanya ditentukan oleh angka-angka, tolak ukur ini tidak salah, tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan, karena masih ada indikator kecerdasan lainnya yang dapat menotivasi mahasiswa untuk dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan, yaitu kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual,” tambah Etty.

Pada sidang promosi doktor tersebut turut dihadiri penguji diantaranya Prof. Drs. Sarbiran, M.Ed., Ph.D, Prof.Dr. Alef Theria Wasim, M.A, Dr. Khoirudin Bashori, M.Si, dan Dr. Muhammad Anis, M.A. Dan Etty Ratnawati, M.Pd merupakan lulusan doktor ke- 25 Program Pascasarjana Psikologi Pendidikan Islam UMY. (adam)