Berita

Seorang Dosen Juga Harus Menjadi Ilmuan

IMG_9869

Menjadi seorang dosen bukan hanya bertugas untuk mengajar, meneliti, maupun melakukan pengabdian. Namun lebih dari itu, seorang dosen juga harus menjadi seorang ilmuan atau peneliti yang baik. Dan ilmuan atau peneliti yang baik itu adalah mereka yang memiliki kebaruan, memiliki peningkatan teknologi, serta memberikan atau mengatasi persoalan manusia. Selain itu, seorang ilmuan yang bertanggung jawab juga harus melakukan penelitian dan mempublikasikan temuannya ke ranah publik. Berkaitan dengan itu, media yang diakui secara resmi adalah Jurnal Ilmiah, untuk itulah mempublikasikan hasil temuan adalah hal yang wajib dilakukan oleh seluruh dosen.

Hal tersebut diungkapkan Prof. Ir. Wasmen Manalu, Ph.D, selaku Assesor Jurnal DIKTI (Direktorat Perguruan Tinggi) sebagai pembicara dalam acara Writing Clinic dan Penulisan Jurnal Ilmiah yang diselenggarakan oleh Jurnal Government and Politic (JGP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), di bawah naungan Magister Ilmu Pemerintahan UMY dan bekerjasama dengan Jurnal Bisnis dan Birokrasi (JBB) UI pada Selasa (6/10) bertempat di ruang Sidang Direktur Pascasarjana Gedung Pascasarjana Lantai 1 UMY.

Prof. Wasmen Manalu mengungkapkan, tugas sebagai ilmuan tidak boleh hanya menumpuk penelitian-penelitian yang telah dilakukan, namun kewajiban seorang peneliti untuk mempublikasikan penelitiannya ke ranah publik. Tugas peneliti harus mensosialisasikan hasil penelitian mereka kepada publik sekaligus untuk dinilai dan dikritik, selanjutnya publik dapat mengacu karya ilmiah tersebut. Seorang peneliti belum selesai melakukan penelitiannya kalau belum melakukan registrasi pada jurnal ilmiah. ”Tugas seorang peneliti yaitu untuk membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan meghasilkan inovasi bagi peningkatan keberadaban dan kesejahteraan manusia,” ungkapnya. Selain itu, seorang peneliti juga harus berada di gugus paling depan dalam kajian yang diteliti.

Prof. Wasmen juga menjelaskan mengenai berkala ilmiah. Menurutnya, berkala ilmiah merupakan bentuk dan badan resmi yang memiliki alur yaitu registrasi, sertifikasi, diseminasi, dan pengarsipan dalam pendaftaran hingga pempublikasian jurnal. ”Pada dasarnya tujuan dari pendaftaran pada jurnal terakreditasi yaitu sebagai bentuk mutakhir penerbitan artikel ilmiah untuk menambah khazanah keilmuan. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi penulis, meningkatkan reputasi kelembagaan, kepuasan diri, dan memperbaiki daya saing suatu bangsa,” ujarnya.

Berbicara mengenai daya saing suatu bangsa, perbandingan jumlah publikasi jurnal di Indonesia yang terindeksi di Scopus masih sangat rendah, posisi rangking Indonesia berada di peringkat 11 se Asia, dan peringkat 57 se dunia, dengan jumlah jurnal terpublikasi sebesar 5.499 jurnal. ”Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, dan juga para dosen dan ilmuan yang ada di Indonesia, seharusnya jurnal yang terpublikasi di Indonesia harus sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurang sadarnya para ilmuan Indonesia untuk mempublikasikan penelitiannya baik secara nasional dan juga internasional. Selain itu penelitian yang harus ditonjolkan oleh peneliti yaitu sumbangan yang dapat diberikan kepada masyarakat yang menjadi fokus penelitian,” imbuh Prof. Wasmen lagi.

Sementara itu, Dr. Achmad Nurmandi, selaku Direktur Pascasarjana UMY mengungkapkan, pada kenyataannya sering sekali editor atau pengelola jurnal yang seharusnya memiliki kekuasaan menyunting dan memasukkan tulisan ke dalam jurnal, justru kehabisan artikel penelitian yang akan dipublikasikan. Sepakat dengan yang dinyatakan Prof. Wasmen, Dr. Nurmandi menyatakan masih rendahnya minat para dosen menulis di jurnal membuat pekerjaan menjadi editor jurnal juga menjadi tantangan tersendiri, karena harus mengumpulkan berbagai artikel yang menarik dan memiliki kebaruan ilmiah, menyuntingnya dan mempublikasikannya kepada masyarakat. ”Hal ini membutuhkan waktu yang lama karena memerlukan ketelitian dan pemahaman dalam membaca materi artikel penelitian, agar jurnal yang diterbitkan memiliki manfaat bagi publik,” paparnya. Karena itulah, keduanya mendorong semua dosen dan ilmuan di Indonesia untuk lebih giat lagi melakukan penelitian dan mempublikasikannya di jurnal-jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional. (adam)