Berita

Simposium Nasional II Sebagai Resep Ilmiah Pemerintahan Baru Jokowi-JK

Simposium Nasional II yang bertemakan “Jalan Perubahan Untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian 2014-2015”, menjadi salah satu resep ilmiah yang akan diusulkan oleh Forum Ilmuwan Indonesia bagi pemerintahan baru Jokowi-JK. Simposium ini merupakan kelanjutan atau penjabaran dari hasil-hasil Simposium Nasional Jalan Kemandirian Bangsa yang dilangsungkan di Jakarta pada 11 Maret 2014 lalu, sedangkan Simposium Nasional II telah dibuka oleh Presiden Terpilih Ir. H. Joko Widodo pada 18 Agustus 2014 di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Tulus Warsito, Ketua Forum Ilmuwan Indonesia dalam acara jumpa pers pada Rabu (27/8) di Kampus Terpadu UMY. Acara Simposium ini sendiri diselenggarakan oleh Sekretariat Nasional Jokowi dan Forum Ilmuwan Indonesia bekerjasama dengan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Prof Tulus juga mengatakan bahwa gagasan besar yang dihasilkan dari Simposium Nasional II nantinya yang akan dijadikan referensi keilmuan bagi pemerintahan yang baru. “Atau dengan kata lainnya, kita ingin memberikan suatu resep ilmiah bagi pemerintahan yang baru, atau bagi siapa pun yang akan mengolah pemerintahan Indonesia ini ke depan,” ungkapnya.

Tulus juga menyampaikan bahwa Simposium tersebut juga bertujuan untuk mengawal pemerintahan baru yang kini dipegang oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Jokowi-JK. “Karena kita sudah mendukungnya maka ke depan seharusnya kita juga yang bertanggungjawab, kalau pemerintahan itu mencle. Karena kita yang sudah terlanjur menjadi kokinya. Karena itu apa yang kita lakukan ini diharapkan bisa menjadi suntikan kebaikan pada pemerintahan yang baru,” paparnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Rektor Atma Jaya Yogyakarta, Dr. Rogatianus Maryatmo, MA. Dirinya mengaku sepakat untuk mengawal apa yang sudah menjadi pilihan bersama. Sebab menurutnya, hal itu sudah menjadi konsekuensi dari sebuah pilihan. “Kita telah sepakat untuk mengawal apa yang sudah menjadi pilihan. Karena itu adalah konsekuensi dari pilihan kita. Selain itu, melalui Simposium Nasional kedua ini kami juga sepakat untuk mendukung cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P mengharapkan adanya simposium tersebut bisa menjadi masukan atau koreksi bagi pemerintahan yang baru. Selain itu juga menghasilkan solusi nyata bagi permasalahan bangsa. “Kami harap hasil dari simposium ini juga bisa menjadi suatu masukan atau rekomendasi, atau mungkin juga sebagai koreksi bagi pemerintahan. Tapi bukan hanya itu saja, bukan hanya usulan bagi pemerintahan baru yang dihasilkan, tapi juga ada solusi nyata untuk permasalahan bangsa dari forum ini,” jelasnya.

Gunawan juga menambahkan, bahwa simposium tersebut merupakan sebuah perantara untuk melihat format Indonesia setelah Pilpres. Hal ini dalam artian membicarakan mengenai dua tokoh sebagai aset nasional, bukan semata-mata sebagai aset partai. “Jokowi dan JK itu adalah aset nasional, sehingga menjadi sangat layak bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia akademik untuk menciptakan format Indonesia yang mandiri, berdaulat dan berkepribadian,” imbuhnya.

Adapun Simposium Nasional II ini dirancang dengan format baru melalui panel-panel simposium tersebut tidak hanya diselenggarakan di Yogyakarta saja. Namun juga di beberapa provinsi di Indonesia, seperti Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bogor, Solo, Malang, Surabaya, Makasar, Banjarmasin, Pontianak, Denpasar, dan Ambon. Sementara panel simposium yang diselenggarakan di Yogyakarta akan bertempat di Universitas Janabadra, Universitas Atma Jawa Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Kristen Indonesia, dan Program Pascasarjana UMY. Sedang penutupannya akan diselenggarakan pada 10 September 2014 mendatang di Kampus Terpadu UMY.