Umumnya, orang saat melakukan perjalanan ke luar kota atau luar negeri hal yang tidak pernah mereka tinggalkan adalah perlengkapan mandi, terlebih lagi sikat dan pasta gigi. Namun, tidak sedikit pula orang yang terkadang hanya membawa sikat gigi atau pasta giginya saja, karena tertinggal di rumah. Hal tersebut juga terkadang kita alami sendiri.
Membaca situasi inilah kelima mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang terdiri dari Muhammad Garry Syahrizal Hanafi, Nabila Yusaf, Hafida Setiasri, Alninda Sukma Hutami, dan Muhammad Aditya Seto Nugroho menciptakan produk sikat gigi yang praktis. Untuk menjual nama di pasaran dan agar lebih dikenal masyarakat luas maka kelima mahasiswa tersebut sepakat untuk memberi nama produk ini SIPAGI (Sikat Pasta Gigi).
Ide awal pembuatan SIPAGI ini bermula ketika kelima mahasiswa tersebut melakukan diskusi di perpustakaan kampus, dan menyoroti permasalahan sikat atau pasta gigi yang terkadang hanya dibawa salah satunya saja oleh orang-orang yang sedang bepergian. Sehingga tercetuslah gagasan untuk membuat SIPAGI ini dan mereka sepakat untuk merealisasikannya.
Garry mengaku bahwa pembuatan SIPAGI memang memakan waktu cukup lama, selain melakukan riset mereka juga melakukan pembentukan propotipe produk. “Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatannya sekitar 6 bulan, tapi ini baru prototipenya saja. Inovasi Sikat Pasta Gigi (SIPAGI) ini bertujuan untuk memangkas prosesi ritul sikat gigi agar lebih praktis dan singkat, sebab penggunaannya juga sangat praktis,” jelasnya.
Garry menjelaskan, prinsip kerja SIPAGI ini sangat mudah yaitu dengan menggabungkan atara pasta gigi dengan sikat. “Pada gagang sikat difungsikan sebagai tube untuk menampung pasta gigi, jadi ketika kita akan menggosok gigi tinggal menekan bagian gagang sikat gigi dan secara otomatis pasta gigi akan mengalir ke bulu-bulu sikat. Jadi untuk penggunaannya tidak perlu membawa pasta gigi lagi, karena di dalam gagang sikatnya sudah ada pasta gigi,” jelasnya.
Nabila menambahkan, bahan pada pori-pori bulu sikat memang dibuat secara khusus, karena bulu-bulu sikat tersebut menjadi jalur akses keluarnya pasta. “Lubang pori-pori tersebut dibuat dengan katub karet yang secara otomatis akan tertutup lagi ketika bagian gagang tidak ditekan-tekan. Selain itu, fungsi dari katub itu untuk menyekat agar pasta gigi yang sudah dipakai tidak merembes masuk lagi ke ruang penyimpanan pasta gigi yang berada pada gagang sikat,” imbuhnya.
Dari inovasi ini mereka berharap masyarakat Indonesia bisa lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut mereka. Selain itu SIPAGI ini dapat menghasilakan profit serta membuka lapangan kerja baru. “Untuk rencana selanjutnya kami akan lebih memperbaiki kemasan produk dan ingin memproduksinya secara massal. Karena kami juga sudah mendaftarkan produk kami ke Kementerian Hukum dan HAM untuk dipantenkan,” imbuh Garry lagi. (Sakinah)