Berita

Soroti Perilaku Elit Politik Jelang Pemilu 2024, Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) Sampaikan Pernyataan Sikap

Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (FR PTMA) menyampaikan pernyataan sikap yang menyoroti berbagai perilaku elit politik yang dinilai tidak etis menjelang pelaksanaan Pemilu 2024. Pernyataan sikap ini dibacakan langsung oleh Ketua Umum FR PTMA Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng., di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jumat (2/2).

Dalam pernyataan sikapnya, FR PTMA menyampaikan keprihatinan atas penyimpangan dari nilai-nilai keadilan dan proses demokrasi yang seharusnya mencerminkan cita-cita luhur kemerdekaan Republik Indonesia.

Gunawan menilai penegakan hukum cenderung tidak adil, dengan tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Kelompok kritis dan oposisi disingkirkan menggunakan produk hukum seperti UU ITE dan KUHP. Praktik kebebasan sipil dianggap terbatas, dan KPK dilemahkan melalui revisi undang-undang KPK. Proses pembuatan kebijakan juga disoroti, khususnya pada undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja, kesehatan, dan Ibu Kota Negara (IKN).

Sehingga momentum Pilpres 14 Februari 2024 menurut Gunawan harus menjadi momentum seluruh kampus PTMA untuk melakukan pengawalan dan pengawasan terhadap proses pemilu, mulai dari masa kampanye hingga perhitungan suara, guna memastikan integritas dan transparansi pemilu.

“Momentum 14 Februari 2024 harus menjadi momentum untuk melakukan kontrak politik baru antara rakyat dengan calon pemimpin atau elit politik baru dengan memilih calon pemimpin yang diyakini akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang bermartabat,” kata Gunawan.

Gunawan menyatakan warga Muhammadiyah, terutama mahasiswa, dosen, dan karyawan di lingkungan PTMA akan mengawal sekaligus melakukan pengawasan terhadap jalannya proses masa kampanye pemilu hingga perhitungan dan penetapan suara di KPU.

“Sehingga memastikan pemilu terbebas dari berbagai tindakan pelanggaran maupun kecurangan,” ujarnya.

Dia juga menyerukan agar penyelenggara pemilu, baik KPU, Bawaslu dan seluruh jajarannya di tingkat TPS untuk dapat menjaga integritas dan netralitas para petugasnya agar pemilu dapat berjalan sesuai asas langsung umum bebas rahasia jujur dan adil.

Selanjutnya, Gunawan menyerukan kepada seluruh warga Muhammadiyah terutama mahasiswa, dosen dan karyawan di lingkup PTMA untuk menjadi pengawas independen di masing-masing TPS dan melaporkan kepada pengawas TPS dan Bawaslu apabila terjadi pelanggaran dan kecurangan.

Selain itu, FR PTMA juga menuntut netralitas dari semua aparat keamanan, termasuk kepolisian, militer, dan ASN selama proses pemilu dan Pilpres 2024. Para pemimpin dan pejabat negara juga diminta untuk bersikap proporsional dengan mengedepankan etika selama proses pemilu dan Pilpres 2024.

Begitu pula FR PTMA meminta Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati/Walikota serta Wakil Bupati/Wakil Walikota untuk bersikap yang sama.

“Memilih pemimpin yang memiliki komitmen kuat terhadap kebijakan yang adil, memprioritaskan kepentingan masyarakat, dan peduli terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia, serta berkomitmen dalam pemberantasan korupsi dan menjamin kebebasan berpendapat,” pungkas Gunawan. (Mut)