Sepanjang tahun 2017 lalu terdapat 34 kasus kematian yang dialami oleh ibu hamil di Yogyakarta berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY. 10 diantaranya merupakan kasus yang terjadi di wilayah Bantul, dimana 9 kasus terjadi pada proses melahirkan. Data-data tersebut menunjukkan bahwa kesehatan ibu hamil merupakan hal yang harus diperhatikan dalam masa mengandung. Baik Dinkes, Fasilitas Kesehatan, serta penggiat kesehatan berusaha untuk menekan risiko terjadinya kematian pada ibu hamil dengan melakukan berbagai program. Salah satunya adalah dengan sosialisasi pentingnya kesehatan ibu hamil, seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah Medical Student Activities (MMSA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam program SAVIOUR (Save Our Mother to Save Our Generation) pada hari Minggu (18/2) di Balai Desa Bangunharjo, Sewon, bantul.
Dalam sosialisasi yang ditujukan pada ibu hamil dan wanita usia produktif tersebut, dr. Alfaina Wahyuni, Sp OG.,M.Kes. selaku pemateri menyebutkan masalah yang terjadi pada masa kehamilan dapat berpotensi membahayakan ibu dan janin. “Masalah-masalah kesehatan seperti gizi yang buruk, hipertensi, infeksi, atau sakit lainnya (jantung, TBC, kanker dan lainnya) dapat mengarah pada hal yang berisiko membahayakan ibu dan juga janin. Untuk ibu hamil misalnya adalah perdarahan dimana hal ini merupakan penyebab terbesar dalam banyak kasus kematian pada ibu hamil,” ungkapnya.
Dosen FKIK (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan) UMY tersebut menyebutkan bahwa perdarahan harus dikenali agar dapat segera ditindaklanjuti ketika terjadi. “Perdarahan (Hemorrage) adalah keadaan dimana tubuh mengalami kehilangan darah. Pada ibu hamil hal ini bisa dikatakan normal apabila terjadi pada saat awal kehamilan, tidak berlangsung dalam waktu lama, darah yang keluar sedikit dan tidak disertai dengan gejala lain. Perdarahan juga mungkin merupakan tanda ibu akan segera melahirkan apabila terjadi ketika umur kandungan sudah mencapai cukup bulan (37-38 minggu). Perdarahan bisa juga terjadi sebagai akibat dari abortus atau keguguran. Namun demikian, apabila terjadi perdarahan sebaiknya segera diperiksakan agar dapat segera diketahui penyebabnya dan dapat segera mendapatkan penanganan,” papar Alfaina.
“Sedangkan perdarahan yang paling banyak menjadi penyebab kematian adalah perdarahan pasca persalinan dimana tubuh kehilangan 500 ml atau lebih darah. Seringkali disebabkan oleh anemia yaitu kadar haemoglobin kurang dari 12 g/dl -nya, defisiensi gizi yang parah, organ tubuh yang belum/tidak siap untuk mendukung kehamilan, atau jarak kehamilan yang terlalu dekat. Hal-hal penyebab perdarahan tersebut sebenarnya bisa untuk dihindari, salah satunya adalah dengan memperhatikan asupan gizi dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal sebanyak 4 kali agar kesehatan ibu dan janin dapat dipantau dengan baik, dan memilih tempat bersalin dengan fasilitas perawatan yang lengkap,” jelas Alfaina.
Alfiana menyebutkan apabila terjadi perdarahan yang perlu dilakukan adalah tetap tenang dan segera mencari pertolongan kesehatan. “Ibu hamil harus tetap tenang, segera tiduran ke sisi kiri tubuh dan posisikan kaki lebih tinggi. Rasakan gerakan janin dan lakukan pernafasan panjang. Jangan memasukkan apapun dan melakukan pemeriksaan ke jalan lahir. Sedangkan untuk suami atau keluarga juga harus tetap tenang, segera minta bantuan dan bawa ke pelayanan medis terdekat bersama dengan pihak yang dapat memberi keputusan. Ingat pula untuk membawa surat-surat penting seperti Buku Kontrol Kehamilan atau jaminan kesehatan,” imbuh Alfiana.
Bimantara Lesmana, mahasiswa Pendidikan Dokter 2016 UMY selaku panitia sosialisasi menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahunnya. “Kegiatan ini diadakan oleh salah satu divisi dalam MMSA, yaitu RACO (Reproductive Health Including AIDS Committee) & PHCO (Public Health Committee). Kami harap dengan sosialisasi ini dapat memberikan wawasan bagi ibu hamil dan wanita usia produktif mengenai pentingnya kesehatan bagi ibu dan janin. Ini juga merupakan bentuk kampanye yang kami lakukan untuk menurunkan angka kematian ibu di wilayah Bantul,” ujarnya.
Selain Sosialisasi tersebut, diadakan pula tes kesehatan gratis seperti pengecekan tekanan darah, gula dan lainnya. Kemudian diadakan pula senam bagi ibu hamil agar para peserta dapat menjaga kesehatan dengan berolahraga rutin meski dalam keadaan hamil. (raditia)