Berita

Sosok Juara 1 di Pilmapres UMY 2024, Jadikan Budaya Literasi Sebagai Kunci

Jihan Insyira (22), meskipun awalnya terkejut mendengar namanya diumumkan sebagai juara 1 pemilihan mahasiswa berprestasi (Pilmapres) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2024, namun ia merasa sangat bahagia. Baginya, kemenangannya tersebut merupakan kuasa dari Allah SWT yang mampu menjadikan segala sesuatu yang terlihat tak mungkin menjadi mungkin. Tak terpikirkan sebelumnya, ia akan memenangkan ajang paling bergengsi di tingkat Universitas ini.

Kendati seringkali mengikuti perlombaan, Jihan yang merupakan mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam kelas internasional Fakultas Agama Islam (FAI) angkatan 2021 ini belum pernah sekalipun mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan kepenulisan. Pilmapres, sebagaimana diketahui membutuhkan capaian unggulan, gagasan kreatif dan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni.

Meskipun bahasa Inggris dan capaian unggulan bukan persoalan bagi Jihan, namun tantangan terberatnya adalah menyusun gagasan kreatif. Namun karena dorongan dari dosennya, ia pun memberanikan diri untuk maju dalam Pilmapres UMY 2024.

“Unpredictable banget karena sebelumnya saya belum pernah ikut lomba yang berkaitan dengan kepenulisan.Tapi karena dosen sudah memberikan titah, maka saya berusaha untuk taat,” tutur Jihan saat ditemui Humas UMY Jumat (15/3) di Perpustakaan UMY.

Jihan yang sangat mencintai Bahasa Arab dan telah menjuarai hingga 5 kali lomba debat bahasa Arab, akhirnya terpikirkan untuk menulis gagasan kreatif berkaitan dengan tema tersebut. Ketertarikannya pada bidang bahasa Arab tidak hanya karena keindahannya sebagai bahasa Al-Quran, tetapi juga karena kepercayaannya bahwa bahasa Arab dipilih oleh Allah dari jutaan bahasa yang ada di dunia. Keindahan ungkapan dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang menarik bagi dara kelahiran Tulungagung, 22 Oktober 2002 ini. Menurutnya, melalui debat, seseorang dipaksa untuk berbicara, yang kemudian dapat memperkaya keterampilan berbahasa Arabnya.

Ia pun mengangkat judul “Debat Bahasa Arab sebagai Katalisator Peningkatan Literasi dan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Perguruan Tinggi Islam”. Gagasan tersebut diharapkan dapat diimplementasikan sebagai kurikulum di perguruan tinggi Islam, menjadi mata kuliah selama satu semester, dan menjadi strategi pembelajaran di semester berikutnya.

Gagasan ini muncul didasarkan pada pemahaman Jihan atas kondisi literasi bahasa Arab yang masih lemah di Indonesia, terutama di lingkungan perguruan tinggi Islam. Menurut riset yang dia lakukan, debat bahasa Arab efektif dalam meningkatkan literasi karena mendorong partisipan untuk membaca dan memperluas pengetahuan mereka secara menyeluruh. Dengan demikian, gagasan ini bukan sekadar konseptual, tetapi juga sangat implementatif dan memiliki potensi yang sedemikian besar untuk memberikan dampak positif dalam meningkatkan literasi di lingkungan perguruan tinggi Islam.

“Menurut riset yang saya lakukan hal itu sangat efektif untuk meningkatkan literasi karena debat mengajak kita untuk melek pengetahuan sehingga kita terdorong untuk banyak baca. Dan dengan alasan tersebut, yakin gagasan ini tuh implementatif,” ujarnya.

Jihan mengungkapkan, keberhasilannya menjadi juara Pilmapres UMY justru karena ia merasa tidak mampu dan tidak percaya diri. Namun adanya perasaan tersebut melahirkan rasa ketergantungan yang besar kepada Allah. Sehingga ia selalu merasa butuh pertolongan. Tidak hanya itu, ia juga selalu meminta doa restu dari kedua orangtuanya.

“Ada perasaan ketergantungan yang amat besar kepada Allah. Perasaan bergantung kita ke Allah itu penting sekali. Di beberapa pengalaman saya pernah merasa yakin sekali untuk menang, tapi justru tidak menang, sebab terlalu mengandalkan diri sendiri. Padahal itu semua tidak terjadi atas kendali kita, itu semua terjadi atas kuasa Allah,” imbuhnya.

Jihan berhasil mengukir sejarah di FAI UMY. Kabarnya, sejak 20 tahun terakhir, FAI UMY belum pernah ada di 3 besar Pilmapres tingkat universitas. Sehingga dengan prestasi tersebut, Jihan berharap bisa memberikan inspirasi, terutama di lingkungan FAI sendiri.

Lebih lanjut, Jihan pun berpesan untuk dapat membangun relationship yang baik dengan Allah SWT lewat 3 hal, yaitu, Know your God, Know your self, Know your purpose. Menurutnya semua harus diawali dengan mengenal dan memperbaiki relationship dengan Allah, kemudian mengenali potensi diri sendiri yang dititipkan Allah, setelah itu penting untuk mengenali tujuan ke depan dengan meminta petunjuk dari Allah.

“Kalau kita sudah tahu potensi kita, do your best, make it the most of your potential,” pungkas Jihan. (Mut)