Berita

Syarat Menjadi Diplomat  Ialah Karakter yang Kuat

Muhammad Hery Saripudin, M.A saat menyampaikan kuliah umum dengan tema “How to be A Diplomat”
Muhammad Hery Saripudin, M.A saat menyampaikan kuliah umum dengan tema “How to be A Diplomat” di Ruang Sidang AR. Fachruddin A.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (KEMENLU RI) kini hanya memiliki 1965 orang diplomat, jumlah tersebut dinilai kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 253 juta. Oleh karena itu peluang untuk menjadi diplomat tinggi dan dibutuhkan calon diplomat yang tidak hanya mempunyai pengetahuan politik luar negeri namun juga memiliki karakter terbaik agar bisa memenuhi kebutuhan diplomasi Indonesia.

Hal itulah yang disampaikan oleh Muhammad Hery Saripudin, M.A Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika KEMENLU RI, saat menyampaikan kuliah umumnya dengan tema “How to be A Diplomat” dihadapan mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI-UMY) bertempat di Ruang Sidang AR. Fachruddin A UMY, Rabu (14/01).

“Memang jadi diplomat itu masih dinilai eksklusif ya di Indonesia, sebenarnya hal ini wajar, karena dipilih melalui seleksi yang cukup ketat dan dengan kriteria tertentu. Karena menjadi seorang diplomat dituntut punya kepribadian yang bisa digunakan untuk tugas-tugas diplomat, kalau di Indonesia  saat ini kita punya sekitar 1965 diplomat, ini masih kurang karena jumlah penduduk kita sekitar 253 juta, jadi saya katakan kepada anda diplomat masih dibutuhkan dan menurut pengalaman saya dipilih yang memiliki karakter terbaik, disinilah yang terpenting, hanya sebagian kecil yang memiliki hal ini” jelasnya.

Hery menjelaskan, bahwa calon diplomat yang lulus pada tahap kualifikasi bahasa asing dan wawasan ilmu politik luar negeri jumlahnya banyak, tapi yang lulus pada tahap wawancara jumlahnya sangat sedikit, karena menurut dirinya yang memiliki pengalaman 3 tahun menjadi penguji calon diplomat bahwa wawancara itu penilaiannya adalah karakter, orang yang memiliki karekater baik untuk menjadi seorang diplomat selama Hery menjadi penguji jumlahnya sangat sedikit.

“Selain bahasa dan ilmu pengetahuan politik luar negeri yang terpenting adalah karakter. Pengalaman saya menjadi penguji saat wawancara, saya jarang sekali menanyakan ilmu politik luar negeri, tapi yang saya tanyakan adalah tentang pribadinya atau hal-hal lain yang jauh dari ilmu politik luar negeri, karena disini saya menguji karakternya. Karakter itu adalah aset utama yang harus dimiliki oleh seorang diplomat, karena dia berhadapan sama banyak orang di berbagai belahan dunia,” ujarnya Hery yang pernah bertugas di Afrika selatan, Kanada dan Amerika Serikat.

Selain itu, Hery juga menjelaskan bahwa mahasiswa jika ada yang tertarik untuk menjadi diplomat, bisa untuk segera membekali diri dengan membaca dan memahami tugas dan tanggung jawab diplomat, menguasai teknik-teknik yang digunakan dalam berdiplomasi, seperti teknik komunikasi, psikologi, dan mampu membaca suasana dalam pengkondisian saat sedang berdiplomasi.

“Jika Anda tertarik untuk menjadi diplomat, mulai saat ini Anda masih punya waktu untuk membekali diri, misalnya dengan membaca dan memahami tugas dan tanggung jawab diplomat, menguasai teknik-teknik yang digunakan dalam berdiplomasi, teknik komunikasi, psikologi, dan harus mampu menguasai suasana dalam pengkondisian saat sedang berdiplomasi” imbuhnya.

Diakhir penyampaian kuliahnya, Hery mengutip ungkapan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyona yang mengatakan “Diplomat Indonesia harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena Indonesia masa kini kita percaya akan menuju masa depan yang baik”. (Shidqi)​