Pada tahun 2039 mendatang, Indonesia digadang-gadang akan memiliki roket pengorbit satelit sendiri. Impian ini merupakan harapan pemerintah Indonesia bertampuk pada satu-satunya lembaga antariksanya yakni LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang telah berdiri sejak 1962. Selain itu, keinginan untuk bisa memiliki roket pengorbit satelit itu juga telah menjadi misi utama dari LAPAN, hal ini dikarenakan LAPAN merasa tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah modern di bidang peroketan, seperti Korea dan India yang pada tahun 2015 mendatang akan meluncurkan roketnya sendiri untuk mengorbitkan satelit milik negaranya sendiri.
Hal tersebut diutarakan oleh Dr. Heri Budi Wibowo, selaku perwakilan dari Pusat Teknologi Roket, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara, LAPAN, saat menjadi narasumber dalam acara kuliah umum tentang peroketan, di Ruang Stadium General Fakultas Teknik, Kampus Terpadu UMY, pada Senin (12/5). Kuliah umum yang diselenggarakan oleh Teknik Mesin dan Teknik Elektro, Fakultas Teknik UMY ini juga dihadiri oleh 7 narasumber lainnya dari Pusat Teknologi Roket LAPAN, seperti Ir. Yus K. Markis, Dipl. Ing, Dr. Kuwat Triyana, Dr. Bagus Hayatul Jihad, Dr. Edi Sofyan, Dr. Arif Nur Hakim, Dr. Wahyu Widada, dan Sridana Windya, B.Eng.
Dikatakan oleh Heri, Peroketan Nasional tersebut sebenarnya tujuan utamanya adalah untuk mengorbitkan satelit. Namun karena masih menghadapi beberapa kendala, maka LAPAN tidak bisa merealisasikan pembuatan dan peluncuran roket pengorbit satelit tersebut pada tahun 2015. “Jadi kami baru akan mengembangkan dan meluncurkan roket pengorbit satelit kita sendiri pada tahun 2039. Roket tersebut nantinya akan memiliki beban seberat 1 ton, dengan ketinggian hingga 600 km. Dan satelit yang akan diluncurkan itu nantinya juga akan beragam, dari satelit komunikasi, hingga satelit militer, ” paparnya.
Akan tetapi, menurut Heri, untuk menuju misi LAPAN dan Pemerintah Indonesia di tahun 2039 tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh orang-orang LAPAN yang saat ini masih bekerja di LAPAN. Sebab pada tahun 2039 itu, para muda-mudi yang saat ini masih duduk di bangku kuliah itulah yang nantinya juga akan ikut berperan merealisasikan keinginan bangsa. “Untuk mencapai misi ini dibutuhkan lebih dari 400 SDM untuk mewujudkannya. Selain itu juga dibutuhkan minat yang besar dan semangat yang kuat untuk mencapai kebanggaan Roket Nasional. Dan kami harap, para muda-mudi atau mahasiswa memiliki ide-ide baru demi mewujudkan keinginan bersama ini,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Dr. Arif Nur Hakim. Menurutnya, keinginan dan misi LAPAN serta pemerintah ini memang sepertinya sangat ambisius, khususnya bagi LAPAN sendiri. Namun menurutnya, tujuan utama LAPAN memang untuk membuat roket yang bisa mengorbitkan satelit. “Kelihatannya ini memang sangat ambisius. Tapi kalau kita tidak punya mimpi dan tidak ambisius untuk mencapainya, ya tidak akan bisa. Dan kita tidak mungkin bisa menjadi negara maju,” imbuhnya. (Sakinah)