Kontes Robot Indonesia (KRI) 2015 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membawa cerita sendiri bagi para pecinta robot. Para penonton yang memenuhi tribun tidak hanya berasal dari para supporter masing-masing Universitas, namun juga penonton umum lainnya. Tidak tanggung-tanggung, Kontes Robot 2015 ini tidak hanya menyita perhatian kaum muda dan dewasa, namun juga anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD).
Ditemui di tribun tengah paling atas, tiga orang anak kecil tengah menonton kontes robot, tanpa terlihat didampingi oleh orangtuanya. Saat diminta untuk memperkenalkan diri, ketiga anak tersebut menjawab bernama Hafiz, kelas V SD, Zidan, kelas IV SD, dan Rafi yang masih duduk di bangku kelas II SD. Masing-masing dari mereka berasal dari satu perumahan yang sama yaitu di perumahan PKU, Bantul. “Ingin nonton robot,” ujar ketiganya bersamaan, ketika ditanya tujuan kedatangan mereka ke Sportorium UMY, pada hari kedua pelaksanaan KRI 2015 tingkat nasional.
Mereka mengaku mengetahui ada kontes robot di UMY saat melihat spanduk-spanduk yang tertempel di beberapa tempat, di sekitar UMY dan luar kampus. Sedangkan saat salah seorang dari ketiganya, mengaku mengetahui info tentang kontes robot ini saat ia sedang mengikuti pelajaran olahraga. Mereka datang ke UMY karena bertepatan hari ini (Minggu 14/6) merupakan hari libur, jadi waktu luang mereka lebih banyak. Dan mereka datang ke UMY dengan mengendarai sepeda.
Tujuan ketiganya datang ke Kontes Robot yang diselenggarakan di UMY ini pun, selain karena memang ketiganya mengaku suka dengan robot, juga didasari pada pengalaman dari saudara Hafiz yang pernah membuat robot. Dan hal tersebut juga diketahui oleh Zidan dan Rafi yang merupakan teman main Hafiz. Dari sanalah kemudian muncul ketertarikan mereka terhadap dunia robotik. Bahkan Rafi sampai mengerti dan hafal dengan robot-robot yang ada dalam film Transformer.
“Suka sama robot. Kayak yang di film Transformer sama Wall-e. Aku juga suka sama robot yang hijau besar di depan sana” ungkap Rafi yang mempunyai cita-cita ingin menjadi peneliti hewan, sambil menunjuk ke arah robot hijau UMY seperti robot Transfomer yang dipajang di depan panggung. Namun, ia juga mengaku suka dengan robot sepak bola yang bertanding dalam Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI). “Robotnya lucu-lucu. Suka jatuh-jatuh juga kalau mau nendang bola,” tambahnya dengan tertawa senang.
Saat ditanya keinginan mereka untuk mengikuti kontes robot di masa depan, ketiganya kembali menjawab dengan serempak. “Insya Allah, mau ikut juga.”
Kehadiran anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut menunjukkan bahwa kontes robot tidak hanya dapat dinikmati oleh kaum dewasa dan mahasiswa. Namun anak-anak kecil juga dapat menikmati kontes robot seperti KRI 2015 ini. Justru ketertarikan anak-anak kecil terhadap robot akan dapat memberikan semangat tersendiri bagi mereka saat dewasa nanti untuk membuat robot-robot yang lebih baik dan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia. Hal ini yang tentu patut dijadikan referensi untuk para orangtua ke depannya. Bahwa hari libur tidak hanya dapat dijadikan wisata liburan ke tempat-tempat rekreasi, namun wisata robotik juga menjadi satu pilihan yang baik untuk buah hati.
Pada akhir wawancara, Rafi yang umurnya paling muda dan paling kecil diantara mereka bertiga sempat bertanya, “Gak ada robot yang bisa berenang ya?.” Hal ini kian membuktikan bahwa sebenarnya daya imajinasi dan kreatifitas dari anak-anak Indonesia akan semakin tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Hingga pada akhirnya mereka dapat menciptakan robot-robot yang luar biasa dan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di tingkat internasional. (Deansa)