Berita

Software Engineering Dituntut Mampu Menjawab Tantangan Yang Ada

IMG_0862Membuat sebuah perangkat lunak atau software tidaklah mudah. Hal ini karena dalam pembuatan perangkat lunak tersebut dibutuhkan banyak penyesuaian.  Selain itu, berbagai macam tantangan hingga biaya pengembangan yang tidak murah, juga akan ditemukan dalam proses pembuatan software.

Demikian diungkapkan Vu Nguyen, Ph.D. dosen University of Science, Vietnam, saat menjadi pembicara dalam kuliah umum yang bertajuk An Introduction Of Our University Overview Of Software Engineering. Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Program Studi Teknologi Informasi ini bertempat di gedung Ampi Teater 2 Fakultas Kedokteran, Kampus Tepadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (16/3).

Pengajar University of Science, Vietnam National University ini menjelaskan, tantangan yang dihadapi software engineering saat ini adalah tingginya ketergantungan software pada kemampuan manusia, sehingga pembuat software dituntut untuk mampu membuat software yang dapat meningkatkan produktivitas. Di samping itu, adanya heterogenitas platform yang ada pada dunia IT saat ini, juga menuntut para engineer untuk menciptakan software yang dapat mengatasi masalah heterogintas platform tersebut.

Tantangan selanjutnya ialah pengiriman, peraih gelar Ph.D.dari University of Southern California ini memaparkan, para software engineer harus mampu membuat teknik yang dapat mempercepat pengiriman software kepada pengguna. “Penggunaan Compact Disk (CD) sudah tidak relevan lagi, karena koneksi yang ada bisa membuat seseorang mengunduh apapun dengan mudah dari internet. Dan yang tidak kalah penting dari semua itu adalah kepercayaan, dimana para pelaku software engineering harus dapat membuat teknik yang mampu menunjukkan softwarenya layak dipercaya oleh pengguna,” paparnya.

Vu juga mengatakan, trend biaya pembuatan software terus menanjak dari tahun ketahun. Ia mencontohkan dalam sebuah pembuatan smartphone sebagian besar biaya produksi bukan pada hardwarenya melainkan 95% dihabiskan untuk membuat dan mengembangkan softwarenya.

Sementara itu, Dr. Slamet Riyadi selaku penyelenggara acara ini berharap dengan adanya kuliah ini dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dan memberikan update informasi terbaru dalam hal software testing. “Di TI UMY kita sudah ada mata kuliah software testing. Jadi, dengan adanya Mr. Vu yang sudah punya pengalaman internasional dibidang itu, kita berharap bisa tahu trend software testing yang ada saat ini.”

Pengajar Prodi Teknologi Informasi UMY ini juga berharap untuk ke depan Prodinya bisa bekerjasama dengan Vietnam National University. “kedepannya saya berharap kita bisa bekerjasama dengan mengirimkan mahasiswa dan pengajar kita ke fakultas Mr. Vu, karena fakultasnya tergolong salah satu yang tertua di Vietnam” pungkasnya.