Jumlah pelaku startup di Indonesia kini sudah melebihi angka seribu berdasarkan data yang diberikan oleh Kemenristekdikti. Berbagai startup asal Indonesia yang bergerak dalam beragam bidang tersebut bahkan menjadi jumlah terbanyak di wilayah ASEAN dan menduduki peringkat lima terbanyak di dunia. Namun demikian jumlah keseluruhan dari pelaku usaha industri tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan negara maju lainnya.
Untuk mendorong pertumbuhan usaha industri tersebut, Student Entrepreneurship & Business Incubator (SEBI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama dengan Tebar Bisa Foundation (TBF), Perhumas Muda Yogyakarta, Fordigma (Forum Digital Marketing), dan Login Indonesia melaksanakan design thinking workshop untuk para mahasiswa.
Kegiatan yang berjudul Technopreneur Talk #2, Design Thinking: Strategy to Develop Your Idea tersebut dilaksanakan pada hari Senin (29/4) di ruang Amphitheater Gedung Siti Walidah kampus terpadu UMY.
Dalam pembukaan yang disampaikan oleh ketua LPKA (Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni) UMY, Faris Al-Fadhat, Ph.D., pemerintah Indonesia saat ini memiliki fokus untuk mendorong pertumbuhan usaha industri. “Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan aktivitas perekonomian di Indonesia. Selain itu, ini juga sebagai optimalisasi potensi yang dimiliki mulai dari pasar yang besar dan juga SDM yang sangat capable untuk memberikan inovasi dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Faris menyebutkan bahwa menjadi pelaku usaha industri saat ini dengan kemajuan teknologi yang ada merupakan sebuah kesempatan yang sangat baik untuk dijalani. “Ini karena usaha industri yang saat ini dikembangkan tidak hanya menjadi aktivitas ekonomi saja, namun juga sekaligus memberikan solusi dan menjadi inovasi dalam memecahkan masalah yang ada di masyarakat saat ini. Untuk membantu anda menjadi entrepreneur yang baik, melalui workshop ini anda akan dibekali dengan startup skill. Ini akan berguna untuk mengeksekusi ide yang anda miliki untuk menjadi produk,” ungkapnya.
Faris menyebutkan kegitan ini akan dilaksanakan secara rutin dengan mendatangkan berbagai pakar lainnya untuk memfasilitasi mahasiswa yang berminat untuk menjadi pelaku usaha industri.
Narasumber dalam lokakarya ini, Sebastian Alexander Dharmawangsa dari Inovative Academy UGM menyampaikan bahwa tahapan awal yang perlu dilakukan dalam mendirikan sebuah usaha industi adalah menentukan ide. “Secara statistik ada 98 persen produk yang gagal ketika diluncurkan ke pasar, umumnya karena ide yang mereka miliki ternyata tidak diterima dengan baik oleh pasar,” ujarnya.
Manager 1000 Startup UGM tersebut menyebutkan bahwa ide untuk sebuah produk dalam usaha industri perlu dibentuk dengan matang. “Untuk menghasilkan ide itu salah satu cara yang bisa dilakukan adalah Design Thinking, ini adalah bentuk brainstorming dengan sistem yang memastikan setiap pihak di dalamnya dapat menghasilkan sebuah ide. Hasil akhir dari sistem ini adalah sebuah ide final yang dapat mengkorporasikan setiap pendapat dari seluruh pihak yang terlibat,” jelasnya.
“Alur yang dilakukan di dalam sistem ini adalah dengan; Memahami masalah yang ingin dipecahkan; Gambarkan ide yang anda miliki lalu putuskan mana yang akan dilakukan; lalu Buat produk awal dan lakukan validasi,” lanjutnya.
Sebastian menyebutkan bahwa design thinking menjadi sebuah sistem yang optimal dalam membentuk sebuah ide karena sistem ini memastikan ide sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pasar. “Ide yang sudah terbentuk perlu untuk divalidasi agar dapat diterima oleh pasar, dengan ini kita dapat menghindari mengolah ide/produk yang didasari atas asumsi pribadi. Ini juga berguna untuk menguatkan tim karena proses belajar akan dilakukan secara bersama, dan sekaligus memastikan setiap orang di dalam tim mampu mengekspresikan diri dan idenya,” paparnya. (raditia)