Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil meraih akreditasi A berdasarkan Surat Keputusan (SK) BAN PT NO. 4591/SK/BAN PT/Akreditasi/S/XII/2017. Sebelumnya pada tahun 1998 Teknik Sipil mendapatkan akreditasi B dan saat ini berhasil meraih prestasi berdasarkan penetapan Surat Keputusan resmi pada 24 Oktober 2017 lalu dengan akreditasi A. Keberhasilan medapatkan akreditasi A tersebut berhasil diraih setelah perjuangan panjang Teknik Sipil UMY.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Agus S. Muthohar, Ph.D selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil UMY, memaparkan bahwa untuk medapatkan akreditasi A tidaklah mudah dan perlu keterlibatan semua elemen yang ada di UMY. “Tercapainya akreditasi A menjadi salah satu bentuk kontribusi dan tanggungjawab kami kepada masyarakat. Karena pada dasarnya akuntabilitas perguruan tinggi khususnya Program Studi menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam memilih sebuah institusi pendidikan tinggi. Selain itu, hal penting yang perlu kita tingkatkan adalah mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari pimpinan maupun mahasiswa,” papar Agus saat diwawancarai Biro Humas dan Protokol UMY pada (29/12) di kampus terpadu UMY.
Prof. Agus menambahkan bahwa, ada 7 standar yang diperlukan dalam mendukung tercapainya akreditasi A Teknik Sipil. Dari ketujuh standar tersebut yaitu memiliki visi dan misi yang jelas, standar kedua yaitu pada sisi tata pamong yang bersifat kolegial dan mampu memiliki keputusan dan kemampuan menanggung resiko yang dilakukan secara bersama-sama. “Kemudian standar ketiga yaitu meliputi kemahasiswaan dan alumni harus mampu menjadi lulusan yang memiliki intergritas tinggi dan terserap di dunia kerja. Terbukti para mahasiswa Teknik Sipil UMY selalu dilibatkan dalam program penelitian-penelian yang dijadikan sebuah karya dan setelah lulus banyak ditarik oleh perusahaan. Selain itu program student exchange sampai saat ini juga masih berjalan di perguruan tinggi luar negeri yang telah bekerjasama dengan Teknik Sipil UMY,” imbuhnya.
“Sedangkan pada standar yang keempat yaitu mampu mengembangkan Teknik Sipil untuk memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, terutama mendorong dosen untuk menerbitkan publikasi ilmiah. Data lima tahun terakhir terbukti setiap tahunnya para dosen sudah mampu mengajukan 2 judul publikasi ilmiah. Kelima yaitu harus memenuhi standar kurikulum pendidikan tinggi yang meliputi Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN P) dan saat ini Teknik Sipil sudah banyak bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Thailand, Jepang dan Taiwan dan mengirimkan beberapa dosen dan mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi tersebut. Standar keenam yaitu memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam memberikan pelayanan fasilitas kepada mahasiswa. Untuk itu peran alumni sangat penting untuk membagikan ilmunya maupun dalam penempatan kerja dan Alhamdulillah sampai sekarang para alumni sudah berkontribusi besar terhadap Teknik Sipil UMY,” tuturnya.
Selain itu, standar tujuh juga merupakan hal yang paling penting dalam penilaian akreditasi yaitu para dosen harus melakukan penelitian dan publikasi. “Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar yaitu dosen di dorong untuk mempunyai karya-karya ilmiah setiap tahunnya. Selain dari ketujuh standar tersebut, pada proses visitasi akreditasi kami menghadirkan para stakeholder dari perusahaan maupun alumni dan menjadi nilai tambah dari para assessor,” tandas Prof. Agus Setyo Muntohar lagi.
Akan tetapi menurut Prof. Agus, pencapaian akreditasi ini bukanlah segalanya, masih banyak yang harus dievaluasi dan diperbaiki untuk mendapatkan akreditasi internasional. “Target kedepan yaitu meraih akreditasi Dari Quacquarelli Symond (QS Stars) dan mempersiapkan SDM sebaik mungkin. Untuk itu saya berharap kualitas dosen dan mahasiswa bisa ditingkatkan dan ini harus menjadi kesadaran bersama. Selain itu juga kejujuran, keikhlasan dan saling tolong menonolong harus tertanam pada semua SDM di UMY,” tutupnya. (Sumali)