Perkembangan teknologi kini terjadi sangat pesat, cepat dan juga masif dengan tujuan mempermudah keseharian. Kini hampir seluruh perangkat dapat terhubung dengan internet, terlebih dengan revolusi 4.0 yang mengedepan konektivitas. Untuk menopang agenda keterhubungan tersebut, teknologi komunikasi seluler juga turut berkembang dengan lahirnya 5G. Teknologi tersebut oleh DR. IR. Ismail, M.T. disebut akan menjadi pembaharuan yang sangat berpengaruh terhadap penerapan teknologi dalam keseharian.
Hal tersebut disampaikan pada seminar nasional Elektrofair 2019 pada hari Selasa (19/3) di Amphitheater Gedung KH Ibrahim E7 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Acara tersebut merupakan rangkaian agenda dari Electrofair yang diadakan oleh Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UMY.
Diretur jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika tersebut menyampaikan bahwa teknologi 5G akan berbeda dengan para pendahulunya. “Teknologi sebelumnya, seperti 4G dan 3G, hanya berfokus pada perangkat gawai seperti telepon genggam dan sejenisnya. Sedangkan 5G akan berfokus pada hampir semua perangkat yang dapat terkoneksi,” ujarnya.
Hadirnya teknologi ini diharapkan akan menjadi fasilitas yang baik bagi pertumbuhan Indonesia, terlebih dengan melihat keadaan dan potensanya kini. “indonesia kini memiliki populasi sebesar 261,9 juta jiwa dan 2/3 berada dalam usia bekerja, dengan GDP sebesar 1.02 triliun US dollar dengan pertumbuhan (2017) 5.1 persen dan ini diprediksi akan meningkat sebesar 0.4 persen oleh IMF. Saat ini penetrasi internest sudah mencapai 50.6 persen dari seluruh populasi Indonesia,” ungkapnya.
“Dengan kondisi Indonesia tersebut, teknologi 5G akan jauh lebih efisien jika dimanfaatkan untuk Kkwasan perindustrian terlebih dahulu, yaitu Machine Type Communication. Dari sini kemudian kita bisa melakukan akselarasi terhadap; penerapan industri 4.0; public service seperti penerapan kota pintar; dan juga pertumbuhan ekonomi digital,” lanjutnya.
Ismail menyebutkan terlebih pada bidang ekonomi digital, peluangnya akan sangat besar jika turut menimbang internet of things. “Dengan agenda konektivitas, akan ada banyak sektor yang membutuhkan integrasi dengan internet. Karena itu agar bisa menangkap peluang yang ada dibutuhkan pengembang aplikasi yang mampu menyediakan solusi IoT untuk berbagai bidang tersebut. Di sini kemudian generasi muda harus masuk dan berperan aktif untuk dapat menjadi digital talent yang mampu memenuhi kebutuhan,” paparnya.