Al-Qur’an merupakan penjelas dari berbagai macam hal yang ada, termasuk dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimana dengan berbagai ilmu pengetahuan serta teknologi yang ada, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk pembudidayaan di atas permukaan bumi, tinggal bagaimana manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut akan membuat kesejahteraan alam atau kerusakan. Pesan ini tersirat dalam Orasi Ilmiah Guru Besar yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM pada Sabtu (26/03) dalam Sidang Senat Terbuka.
Dalam acara yang diselenggarakan di Ruang Sidang Lt. 5 Gedung AR Fachruddin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, Gunawan secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Tanah. Untuk mencapai jabatan akademik tertinggi ini, ia melakukan penelitian bertajuk “Telaah Tanah dan Lingkungan dalam Dimensi Qur’ani”.
Melalui orasi ilmiahnya, Gunawan menyampaikan bahwa tanah merupakan kunci dari ekosistem manusia sehingga dibutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana proses evolusi dapat terjadi dari waktu ke waktu. Tanah sendiri bukanlah benda mati, melainkan sebuah sistem yang melibatkan proses fisik, kimia, dan biologi. Dalam dimensi ruang dan waktu, tanah adalah benda bentukan alam yang berada pada kedudukan tertentu dan berproses dari waktu ke waktu. “Sementara dalam dimensi Qur’ani, tanah merupakan anugerah Allah Swt bagi semua makhluk yang ada di dalam biofer. Beberapa surah Al-Qur’an seperti surah Al-A’raf : 10 dan surah Al-Hijr : 20 menjadi teladan dalam bahasan ini,” imbuh Guru Besar UMY ke-17 ini lagi.
Lebih lanjut, menurut dosen Fakultas Pertanian yang juga menduduki jabatan sebagai Rektor UMY ini, tanah dan lingkungan merupakan karunia Allah Swt sebagai tempat asal jasad manusia. Unsur-unsur yang menyusun jasad manusia tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur tanah. Oleh karena itu, ketika ruh berpulang kepada Rabb nya, maka jasad manusia harus dikembalikan ke dalam tanah dengan sebaik-baiknya.
“Al-Qur’an telah menegaskan bahwa tanah adalah sebagai tempat tinggal manusia, dan selama hidupnya manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah dan lingkungan serta unsur-unsur tanah. Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa bumi adalah tempat yang memberikan sumber penghidupan dan kemapanan bagi manusia, oleh karenanya manusia dilarang berbuat kerusakan di muka bumi. Sebagai rahmat Allah yang dapat digunakan sebagai sumber kemakmuran, tanah sepenuhnya merupakan hak milik Allah, manusia bukanlah makhluk pencipta namun pemanfaat. Pemanfaatannya sebaiknya semata-mata untuk melaksanakan ibadah dan meningkatkan ketakwaan manusia kepada Allah Swt,” pungkas Gunawan saat mengakhiri orasinya.
Ketua umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., turut hadir dalam acara pengukuhan ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian yang diraih oleh Gunawan. “Ucapan selamat ini juga menjadi kebahagiaan dan rasa syukur bagi kita semua. Dengan menjadi guru besar, saya yakin dapat meningkatkan peran yang dimiliki oleh rektor kita dalam mengembangkan dan memerankan kampus UMY untuk kemajuan umat. Tentunya juga, sebagai pemimpin, gelar ini dapat menjadi role model bagi para civitas akademika yang lain,” ungkapnya.
Selain itu acara pengukuhan yang digelar secara luring dan daring ini juga dihadiri oleh Ketua Komisi Yudisial RI, Prof. Dr. Mukti Fajar Nur Dewata, S.H., M.Hum., Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., Koordinator Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta, Prof. drh. Aris Junaedi, Ph.D., Wakil Ketua Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Chairil Anwar., serta jajaran pimpinan yang ada di UMY. (ays)