Berita

Teliti Pabelan: Model Pendidikan Karakter Penting Untuk Anak

Pendidikan karakter untuk anak merupakan sebuah keharusan guna membentuk karakter dengan akhlak yang baik. Terlebih dalam globalisasi yang membuat akses terhadap informasi menjadi semakin mudah hingga dapat diakses oleh setiap orang. Anak harus dibentengi dengan budi pekerti yang luhur agar tidak terseret arus global yang buruk. Hal tersebut disampaikan oleh Nur Hidayat dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor untuk Psikologi Pendidikan Islam (PPI) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sidang terbuka tersebut dilakukan di Ruang Sidang Gedung Kasman Singodimedjo pada hari Senin (27/11).

Dalam disertasi dengan judul Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Pabelan Magelang jawa Tengah tersebut, Nur menyampaikan bahwa pesantren sebagai model institusi pendidikan Islam yang tertua di Indonesia telah banyak berperan dalam membentengi generasi muda Indonesia dengan budi pekerti yang luhur. “Kontribusi pesantren dalam mengawal moral, peradaban dan karakter sangat besar. Ini karena ciri pendidikan yang dimiliki pesantren banyak menekankan bagaimana meneladani karakter dari sebuah figur yang notabene sesuai dengan akhlak yang diajarkan Islam, dalam hal ini yaitu Kyai yang membina pesantren,” ujar Nur.

Selama melakukan penelitian di Pabelan, Nur mendapati bahwa pendidikan karakter yang diterapkan kepada para santrinya dilakukan melalui metode keteladanan dan pembiasaan. “Metode keteladanan dilakukan dengan mencontoh perilaku dari Kyai dan pembiasaan dilakukan dengan melatih anak terbiasa mempraktekkan budi pekerti yang luhur. Kedua hal tersebut sesuai dengan teori Pembelajaran Sosial oleh Albert Bandura yang menyebutkan bahwa perilaku manusia didapatkan dari pengalaman dan hasil pengamatan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. Ini menjadikan kondisi lingkungan yang ditinggali oleh individu menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakternya,” papar Nur.

“Dalam proses pendidikan karakter yang dilakukan oleh Pabelan ada beberapa konsep yang menjadi pokok, yaitu; Nilai Religius; Kepedulian Sosial; Kerja Keras; Mandiri; Tanggung Jawab; Disiplin; dan kesederhanaan. Penerapan tersebut menghasilkan santri yang memiliki nilai-nilai yang diajarkan, berdasarkan observasi saya selama di Pabelan. Ini membuktikan bahwa metode pendidikan karakter yang dimiliki oleh pesantren yang tetap mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budi pekerti luhur yang ada ternyata masih menjadi solusi yang dapat dipilih,” Ungkap Nur.

Nur juga menyampaikan beberapa saran yang dapat berguna untuk menyebarkan pendidikan karakter ini. “Selama ini pendidikan karakter seperti di Pabelan masih terpusat pada berbagai pondok pesantren. Akan lebih baik ketika Pemerintah, khususnya Kementrian Agama dan Mendiknas, dapat menjadikan model pendidikan karakter tersebut untuk diterapkan pada lembaga pendidikan formal. Selanjutnya, implementasi dari model pendidikan karakter atau akhlak akan lebih baik ketika didukung oleh berbagai pihak. Mulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat yang dapat saling aktif dan secara kondusif menciptakan lingkungan yang ideal,” tutup Nur. (raditia)