Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KPI UMY) merilis tiga buku tentang etika di media, pada Selasa (11/7). Ketiga buku tersebut berjudul Parameter Etika Bermedia, Berdiri tegak di Atas Payung Rating, dan Visualicik : Menjelajahi Pelanggaran Etika dalam Penyiaran Televisi dan Periklanan. Acara rilis buku tersebut digelar di sebuah kafe di dekat kampus terpadu UMY.
“Buku-buku yang kami tulis ini berisi kajian yang kami lakukan selama satu semester perkuliahan tahun 2022/2023 dalam mata kuliah Etika Profesi Komunikasi,” ujar Fildasari Sirajudd, mahasiswa KPI UMY yang menjadi salah satu penulis dan editor buku saat dihubungi pada Rabu (12/7). Fildasari menambahkan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menerbitkan buku ini, diantaranya penulisan artikel yang berbasis riset, harus berkolaborasi dengan semua mahasiswa yang terlibat dan proses pengurusan International Standard Book Number (ISBN) yang cukup lama karena ada proses review yang ketat.
Selain perilisan buku, acara tersebut juga diisi dengan talkshow yang menghadirkan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Daerah Istimewa Yogyakarta, Novianti Rofiqoh. “Buku-buku yang ditulis oleh mahasiswa ini menjadi kontribusi berharga dalam program literasi media. KPID selama ini terus melakukan pemantauan terhadap berbagai program siaran yang ada di Yogyakarta dan kami sangat mengapresiasi dengan adanya dukungan dari kampus, termasuk mahasiswa,” ujar Novianti.
Alumni Ilmu Komunikasi UMY ini juga menambahkan bahwa sudah sewajarnya regulasi yang ada seperti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran terus dikuasai oleh mahasiswa saat lulus dan bekerja. “Tidak perlu benar-benar hafal pasalnya, yang penting pahami isi aturan tersebut dan melaksanakannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Faishal Ahmad yang merupakan salah satu penulis dan editor buku Visualicik : Menjelajahi Pelanggaran Etika dalam Penyiaran Televisi dan Periklanan menambahkan bahwa model kuliah yang menghasilkan buku sebagai luaran atau outcomes based education ini memberikan kesan yang lebih mendalam pada mahasiswa. “Kami sangat senang dengan proses kuliah yang diampu mas Jun (Fajar Junaedi – red). Sebagai dosen, beliau terus menggugah kreativitas mahasiswa secara akademik,” pungkas Faishal.