“Mengajar Sekaligus Menawarkan Hukum Islam”
Tiga dosen International Program For Law & Sharia Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IPOLS UMY) akan mengajar di Charles Darwin University, Australia. Para pengajar UMY ini akan menjadi pemateri dalam Program Summer Course For Sharia Issue, “Islamic Law”. Rencananya, mereka akan berangkat ke Australia pada Selasa (29/11) dan akan berada di sana sampai tanggal 9 Desember 2011. Ketiga dosen tersebut adalah Muchammad Ichsan, Lc., MAIRKH., Ph.D., Muhammad Endrio Susilo, S.H., MCL. (Dekan Fakultas Hukum UMY), dan Nasrullah, S.H., S.Ag., MCL.
Hal ini disampaikan oleh Direktur International Program For Law & Sharia Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IPOLS FH UMY), Yordan Gunawan, SH, MBA, pada acara pelepasan dosen, Senin (28/11) pagi di Ruang Sidang Rektorat UMY.
Yordan mengatakan, peserta program summer course berjumlah kurang lebih 120 orang dari berbagai negara. “Peserta dibagi menjadi dua, peserta internal dan eksternal. Peserta internal adalah peserta yang secara langsung mendengarkan perkuliahan di dalam kelas, sedangkan peserta eksternal adalah peserta yang mengikuti perkuliahan secara online (via internet), yang berasal dari banyak negara di luar Australia. Mata Kuliah yang akan diajarkan adalah Introduction to Islam and Sharia, Introduction to Islamic Jurisprudence, Introduction to Islamic Constitutional Law, Introduction to Islamic Family Law, Islamic Criminal Law, Islamic Law of Contract and Banking,” ungkapnya.
Ketiga dosen ini dilepas langsung oleh Rektor UMY, Ir. H.M. Dasron Hamid, M.Sc. Dasron menjelaskan ada dua agenda yang diemban, yakni misi akademik dan diplomatik. “Mengajar di sana adalah sebuah pembuktian intelektual atas kualitas para pengajar di IPOLS FH UMY. Selain itu, Australia adalah negara yang banyak dipengaruhi barat, pandangan mereka terhadap Islam masih negatif, citra Islam masih seputar terorisme, sehingga menjadi sebuah tantangan bagi para delegasi dari UMY untuk mengemas perkuliahan menjadi menarik, dipahami, dan lebih dari itu adalah bagaimana menawarkan konsep Hukum Islam yang memberi manfaat bagi seluruh,” ungkapnya.
Sementara menurut salah satu delegasi yang akan turut mengajar, Endrio, misi ini merupakan tanggung jawab yang berat sekaligus membanggakan. “Sebagai akademisi, menjadi pemateri di summer course di negara lain adalah sebuah tanggung jawab sekaligus pembelajaran dan proses meningkatkan kualitas dosen sebagai pengajar. Dan lebih dari itu, di pandangan barat termasuk Australia, Islam seringkali menjadi terdakwa dalam banyak hal, salah satunya terorisme. Maka tugas kami juga adalah melakukan advokasi, memberikan pemahaman tentang bagaimana Islam dan hukum Islam sendiri. Sebagai kaum Islam, kita memiliki hukum-hukum Islam yang mungkin tidak mereka kenal, seperti zakat, wakaf, dan lain sebagainya sebagai sebuah sistem hukum yang memberikan banyak manfaat,” jelasnya.