Tim KKN UMY yang terdiri dari mahasiswa Farmasi, Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Hukum, Komunikasi dan Teknik Sipil, menyelenggarakan Festival Iwak Donowarih dengan tema “Dedolanan lan Guyup Rukun Mbangun Donowarih”. Agenda yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada khalayak umum dan masyarakat Sidokarto khususnya tentang Mata Air Donowarih ini, dilaksanakan di Dukuh Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean, Sleman. Lebih jauh lagi, program pokok dari KKN UMY ini untuk menggali potensi Donowarih yang sangat memungkinkan untuk dijadikan area outbound yang berdasarkan air. Acara ini juga merupakan kerjasama antara Peserta KKN UMY dengan Ikatan Remaja Rewulu Wetan.
Festival yang dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu (8-9/2) itu, diramaikan oleh sekitar 200 orang peserta yang berasal dari 14 pedukuhan di Desa Sidokarto. Kepala Desa Sidokarto H. Istiyarto Agus Sutaryo, SE. mengatakan bahwa, Mata air Donowarih memiliki potensi yang besar tetapi belum dapat digali secara maksimal, sehingga masih diperlukan perhatian dari berbagai pihak untuk mengembangkannya. “Melihat kondisi di sekitar mata air yang masih kurang terurus dan terkesan dibiarkan. Padahal mata air ini memiliki potensi untuk membawa nilai ekonomi tambahan, membuka lapangan perkejaan dan meningkatkan taraf hidup warga sekitar,” ujarnya.
Aris Fadillah, salah seorang mahasiswa KKN UMY mengatakan bahwa dalam festival tersebut ada 4 macam lomba yang dilaksanakan, yakni memancing, memasak, mewarnai dan tangkap belut. “Lomba memancing yang dilaksanakan pada sabtu malam diikuti oleh 75 orang peserta. Sasaran lomba ini adalah bapak-bapak dan remaja yang memiliki hobi memancing. Namun tidak sedikit peserta dari anak-anak dan ibu-ibu, karena ajang ini juga digunakan untuk rekreasi keluarga” ungkapnya.
Sedangkan, untuk lomba memasak diikuti oleh 8 tim yang masing-masing terdiri dari 3 orang ibu-ibu PKK atau dasawisma. Bahan utama memasak adalah ikan nila yang merupakan hasil perikanan warga di Donowarih. “Lomba ini bertujuan mempersiapkan warga untuk mengolah hasil perikanan agar menambah nilai jualnya. Oleh karena itu, penilaiannya tidak hanya menitikberatkan pada rasa dan tampilan masakan, tetapi juga menilai sisi entrepreneurship dari makanan tersebut” ujar mahasiswa Hukum UMY angkatan 2010 ini lagi.
Sementara itu, untuk kategori anak-anak disediakan lomba mewarnai dan lomba tangkap belut. Untuk lomba mewarnai diikuti oleh 65 orang peserta yang terbagi menjadi dua kategori. “Kategori pertama untuk taman kanak-kanak (TK) dan yang kedua untuk anak sekolah dasar (SD). Peserta berlomba mewarnai pemandangan di lingkungan mata air Donowarih. Kemudian, lomba tangkap belut mempertandingkan 35 orang peserta. Pada lomba ini anak-anak diharapakan dapat kembali dekat dengan alam,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sutrisna MP selaku pihak Lembaga Pengembangan Pendidikan, Penelitian dan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3M-UMY) menyatakan bahwa agenda ini merupakan langkah awal untuk mengenalkan mata air Donowarih. “Kemudian outcome yang diharapkan adalah kesadaran masyarakat untuk menciptakan desain pengembangannya berdasarkan kebutuhan masyarakat sekitar. Dan UMY siap menjadi mitra untuk mengembangkan mata air Donowarih kedepannya,” pungkasnya.