Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam komunitas Proyek Ekspedisi Nusantara (PENA), untuk pertama kalinya melakukan KKN di Sambi Rampas Nusa Tenggara Timur. Tim yang beranggotakan 27 orang tersebut, terbagi menjadi 2 kelompok yang melakukan KKN di 2 lokasi berbeda yaitu di Kelurahan Pota dan Desa Nangambaling.
Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang anggota dari Tim PENA, Alfina Rahmatia melalui rilis yang diterima Biro Humas dan Protokol UMY, pada Senin (22/8) mengatakan bahwa dari 27 anggota KKN Mandiri tersebut 13 orang ditempatkan di Kelurahan Pota, sedangkan 14 lainnya di Desa Nangambaling. “Lokasi Pota berada di daerah pesisir, sedangkan Nangambaling berada di daerah perbukitan. Mayoritas Kecamatan Sambi Rampas khususnya daerah Pota dan Nangambaling merupakan Suku Bima dibandingkan Suku Manggarai. Ini karena pada daerah tersebut dihuni oleh penduduk muslim,” papar Alfina.
Alfina mengatakan lebih lanjut, komunitas yang terbentuk pada Oktober 2015 tersebut dalam persiapan melakukan KKN di daerah NTT, PENA aktif melaksanakan agenda pra-KKN di setiap minggunya. “Setiap minggunya sebelum keberangkatan kami melakukan bina desa, pengolahan lahan tani, pengolahan kerupuk ikan, pembuatan pupuk kompos, pendalaman skill, kelas inspirasi, serta masih banyak program lainnya. Kegiatan tersebut di samping untuk melatih saat terjun lapangan di Sambi Rampas, namun juga sebagai dana usaha untuk menunjang biaya keberangkatan dan biaya hidup selama di NTT,” ungkapnya.
Seperti yang dikatakan Alfina dalam rilisnya, Desa Nangambaling yang merupakan salah satu lokasi tujuan tim KKN Mandiri UMY tersebut merupakan penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Namun masih minim pendidikan jenjang atas di desa tersebut. “Seperti yang kita ketahui, pada awal tahun 2016 ketika harga bawang merah mengalami kenaikan harga, Desa Nangambaling menjadi salah satu penyuplai terbesar bawang merah. Meskipun sumber daya alam melimpah di desa tersebut, namun mereka belum memiliki SMA. Jika ada yang ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, lulusan SMP harus turun bukit menuju Kelurahan Pota. Kondisi itu kami perhatikan bagi para pelajar yang berjuang menuntut ilmu dari daerah perbukitan hingga diharuskan turun ke daerah pesisir,” jelasnya.
Tim PENA KKN Mandiri UMY berharap kegiatan KKN yang merupakan salah satu wadah untuk berbakti kepada negeri dan mengimplementasikan secara langsung apa yang sudah didapat selama kuliah, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kebaikan untuk orang banyak. “Semoga kegiatan ini menjadi batu loncatan menuju manusia yang berguna dan sukses dikemudian hari,” harap Alfina.
Sementara sebelumnya pada hari Rabu, (3/8) lalu ke 27 anggota KKN Mandiri UMY melaksanakan rapat dan koordinasi sekaligus pertemuan dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Masjid Muhammadiyah Sambi Rampas, Dusun Paci Panda. Drs. Ahmad Z.M selaku Ketua PDM berharap bahwa dengan adanya KKN dari UMY tersebut menjadi salah satu cara dakwah tim KKN untuk mengabdi dan berdakwah dengan basis Muhammadiyah. “Perjalanan dakwah Islam dapat bertahan dan terus menyebar luas. Apa yang didasari dengan niat baik, Insyaa Allah akan selalu diberi kemudahan jalan. Semoga lancar dalam pengabdian selama 2 bulan di bumi timur Indonesia ini,” harap Ahmad. (hv)