Masalah kesehatan mata atau tingkat kebutaan di Indonesia merupakan tertinggi di Asia. Baik karena katarak maupun kebutaan yang disebabkan glaukoma.
Demikian disampaikan Pakar Kesehatan Mata Asri Medical Center-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (AMC-UMY), dr. Nurfifi Arliani, SpM pada saat melaunching Eye Center AMC Minggu (30/5) siang.
Lebih lanjut Fifi menjelaskan katarak adalah keadaan lensa dalam bola mata yang mengalami kekeruhan. Lensa yang keruh ini akan menyebabkan terhalangnya sinar masuk sampai retina. Katarak juga merupakan penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia. Dimana angka kejadiannya mencapai 1,5% penduduk. “Namun sifat kebutaan karena katarak tidaklah permanen artinya masih bisa disembuhkan dengan jalan dioperasi,”urainya.
Katarak dapat disebabkan oleh beberapa hal, namun yang paling banyak diderita masyarakat adalah katarak yang diakibatkan proses penuaan atau degenerasi. “Katarak Kongenital merupakan penyakit katarak yang dialami sejak lahir, biasanya muncul akibat infeksi saat ibu hamil,” terang Fifi. Sementara itu, Katarak Traumatika terjadi akibat lensa mata trauma tumpul maupun tajam dan katarak komplikata yang disebabkan penyakit sistemik, misalnya penyakit kencing manis.
Lebih lanjut, Fifi menambahkan gejala awal katarak muncul saat terjadi penurunan penglihatan sedikit demi sedikit. Pada stadium awal tersebut, penderita katarak akan merasa silau pada siang hari terik atau malam hari apabila terkena cahaya lampu dan merasa nyaman pada kondisi remang-remang. “Selain itu, penderita umumnya juga tetap mengeluh kabur walau sudah berulang kali ganti kacamata dan pada stadium lanjut, ia tidak dapat melihat secara jelas lagi karena ia hanya bisa melihat bayang-bayang,” imbuhnya.
Manajer Eye Center AMC ini menguraikan penyebab kebutaan setelah katarak di Indonesia adalah glaukoma. “Glaukoma sering disebut sebagai pencuri penglihatan karena penderita biasanya tidak menyadari kalau penglihatannya sedikir demi sedikit berkurang bagian tepinya karena bagian tepinya masih jelas atau normal.”paparnya.
Penyebab galukoma itu sendiri menurutnya bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa karena faktor keturunan, hipertensi maupun menderita Diabetes Mellitus.”Kemudian pernah terkena trauma pada mata misalnya terkena bola tenis, mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung steroid jangka lama serta pasien merupakan penderita miop atau hipermetrop tinggi,”tuturnya.
Fifi menambahkan glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan lantaran bila sudah terjadi kerusakan saraf, maka saraf tersebut tidak bisa menjadi baik kembali dan obat yang diberikan pada penderita glaukoma ditujukan untuk menurunkan tekanan bola mata sehingga hal ini mencegah atau menjaga agar tidak terjadi kerusakan saraf mata. “Oleh karena itu, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan mendeteksi sedini mungkin orang yang mempunyai faktor resiko terkena glaukoma,” jelasnya.