Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik pelajar dan mahasiswa Departemen Pers dan Penerbitan Unit Kerohanian Islam Jama’ah Al-Anhar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UKI JAA-UMY) menyelenggarakan Sekolah Jurnalistik pada Sabtu (11/12) hingga Minggu (12/12).
Menurut Koordinator Sekolah Jurnalistik, Mohammad Agoes Aufiya, kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik mahasiswa baik dalam hal penulisan, keredaksian maupun lainnya. Sehingga nantinya dapat menciptakan atau membentuk calon jurnalis professional
“Terlebih kemampuan jurnalistik tidak hanya diperoleh dari bangku kuliah tetapi juga melalui pelatihan dan pendidikan latihan (diklat) serta seminar jurnalistik. Kegiatan ini akan diisi dengan diklat jurnalistik ‘Agar Menulis Menjadi Pacar Saya’ serta seminar jurnalistik ‘Bercengkrama dengan Media’ dengan menghadirkan pembicara yang kompeten di dalamnya. Diharapkan rangkaian kegiatan ini akan menambah pengetahuan jurnalistik para peserta,”ujarnya ketika ditemui di Kampus terpadu UMY Sabtu (11/12).
Sementara itu Dosen Ilmu Komunikasi UMY, Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si dalam Seminar Junalistik ‘Bercengkrama dengan Media’ memaparkan bahwa banyak aspek yang harus dimiliki seorang jurnalis baik media cetak maupun elektronik seperti televisi. “Mulai dari skill atau kemampuan jurnalistik. Dalam hal ini misalnya kemampuan menulis atau berbicara. Kemampuan jurnalistik tidak hanya dilihat dari nilai pada saat kuliah tetapi dilihat dari bisa tidaknya orang tersebut bisa melakukan. Misalnya bisa menulis berita atau berbicara.”urainya.
Aspek selanjutnya yang harus dimiliki adalah aspek seni atau art. Misalnya kalau media elektronik adalah seni sinematografi. Seni dalam pengambilan angle berita. Seni dalam menulis dan lainnya. Dan yang tidak kalah penting adalah aspek etika. Etika merupakan salah satu pertimbangan yang diambil oleh seorang jurnalis dalam menampilakan gambar atau foto. Misalnya foto korban. Karena hal ini akan mempengaruhi publik.,”jelasnya.
Ditambahkan Fajar, pada dasarnya media mempunyai potensi untuk membangun wacana untuk publik. “Media akan berinteraksi dengan publik. Kemudian melalui agenda setting, media akan mempengaruhi publik baik dengan prioritas isu yang akan dibahas, kemudian mempengaruhi publik dengan apa yang publik pikirkan biasa disebut dengan agenda publik maupun mempengaruhi publik dengan berinteraksi dengan pembuat keputusan politik yang dianggap penting atau agenda politik,”tegasya.