Berita

Tingkatkan Kemandirian Ekonomi, Mahasiswa UMY Ajak Masyarakat Dusun Kenalan Hasilkan Kerajinan Tangan dari Bambu

Kekayaan alam yang dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat melimpah, salah satunya adalah tumbuhan bambu. Dusun Kenalan yang berada di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY menjadi salah satu kawasan yang memiliki tumbuhan bambu melimpah. Namun, minimnya keterampilan untuk mengelola tumbuhan itu menjadi kendala masyarakat sekitar untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Untuk itu, kelompok Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian kepada masyarakat (PKM-M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola bambu menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan bernama “Magic Bamboo Kenalan Tercinta (Mamboo Kelinta)” yang diinisiasi oleh Mochamad Rizki (Ilmu Ekonomi), Mas Adi Prihambodo (Teknik Sipil), Sinthia Mahesa Tari (Akuntansi), Wulan Rara Anggawati Priyono Putri (Ilmu Ekonomi) dan Dena Malarita (Akuntansi).

Ketua kelompok PKM-M, Moch. Rizki menjelaskan bahwa program ini dilaksanakan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan kemandirian ekonomi melalu industri kerajinan tangan dari lingkungan sekitar.

“Tentu dengan diadakannya program ini masyarakat desa Kenalan semakin sadar dengan lingkungan dan kondisi desanya dan mandiri dalam hal ekonomi,” ujarnya saat dihubungi Biro Humas dan Protokol UMY (BHP UMY), Kamis (20/6).

Rizki kembali menjelaskan, kondisi warga Padukuhan Kenalan didominasi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan mata pencaharian buruh dan petani. Penghasilan dari pekerjaan menjadi buruh hanya cukup untuk membiayai keperluan hidup sehari-hari dan sekolah anak. Sedangkan kegiatan bertani hanya dapat di lakukan dimusim penghujan saja. “Pemanfaatan tumbuhan bambu yang tumbuh subur di desa tersebut dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat di desa Kenalan,” ungkapnya.

Pada kurun waktu tiga bulan sejak April hingga Juni 2019 Kelompok PKM-M UMY melakukan pembinaan kepada masyarakat dengan beberapa tahapan, diantaranya pelatihan, pendampingan produksi, dan pemasaran. Kerajinan yang dihasilkan berupa celengan, vas bunga, tempat tisu, dan parcel. Selanjutnya produk dikemas dengan unik dan modern sehingga mampu bersaing secara global. Media sosial seperti Instagram, WhatsApp dan YouTube dipilih sebagai alat untuk memasarkan hasil kerajinan tangan tersebut.

Inovasi tim PKM – M disambut hangat oleh antusiasme masyarakat desa yang mengikuti serangkaian kegiatan. “Masyarakat desa Kenalan sangat antusias dengan adanya program dari kami ini. Mereka juga berharap agar pelatihan keterampilan bambu yang kami lakukan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan desa Kenalan,” imbuh Rizki lagi.

Hasil akhir dari program ini, diharapkan masyarakat yang non-produktif menjadi produktif dengan ikut berkontribusi dalam pelatihan ini. “Kemudian, setelah program ini rampung, diharapkan keterampilan masyarakat meningkat serta memiliki jiwa kewirausahaan. Hal terpenting dalam program ini ialah taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat,” pungkas Rizki. (ak)