Keselamatan pasien menjadi hal yang harus diutamakan oleh setiap praktisi kesehatan dan semua komponen rumah sakit. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga keselamatan pasien, diantaranya dengan hal sederhana seperti hand hygiene, yaitu mencuci tangan dengan enam gerakan. Hand hygiene telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai salah satu faktor penentu keselamatan pasien. “Penerapan hand hygiene harus mulai dibiasakan sejak di lingkungan akademik seperti kampus. Agar nantinya mahasiswa terbiasa menerapkan hand hygiene di rumah sakit demi keselamatan pasien,” jelas Azizah Khoiriyati, dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY pada kegiatan Workshop Innovation of Nursing in Skill Laboratory di ruang Amphitheatre G UMY, Sabtu (11/1). Penyebaran bakteri melalui tangan bisa menjadi penyebab munculnya penyakit pada pasien. Hal tersebut disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran praktisi kesehatan akan kebersihan tangan. Banyak dari praktisi kesehatan yang menyepelekan mencuci tangan (hand hygiene) sebelum dan sesudah melakukan aktivitas di lingkungan rumah sakit. Padahal hand hygienetelah terbukti dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab penyakit melalui tangan. Azizah menjelaskan bahwa semua praktisi kesehatan harus mulai membiasakan diri dengan hand hygiene. Sesuai dengan Five Moments for Hand Hygiene,praktisi kesehatan harus membiasakan hand hygiene pada saat sebelum melakukan kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan terhadap pasien, sesudah melakukan kontak dengan pasien, sesudah melakukan kontak dengan cairan tubuh dan sesudah melakukan kontak dengan lingkungan pasien. “Hand hygiene juga harus dilakukan oleh semua orang yang ada di lingkungan rumah sakit. Termasuk pengunjung, satpam dan pegawai di rumah sakit. Dan mencuci tangannya itu menggunakan sabun atau cairan handrub sepertihand sanitizer,” tambahnya. Ada enam langkah hand hygiene yang telah ditetapkan oleh WHO. Langkah-langkah tersebut dimulai dengan meratakan sabun dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan, menggosok punggung tangan dan sela-sela jari, menggosok kedua telapak dan sela-sela jari kedua tangan, menggosok kedua punggung tangan dengan posisi kedua tangan saling mengunci, menggosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya, terakhir mengusap ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan kiri dan sebaliknya, kemudian bilas. Seluruh praktisi kesehatan harus memiliki kesadaran untuk membiasakan diri denganhand hygiene di lima momen yang telah ditentukan oleh WHO tersebut, agar keselamatan pasien bisa terjaga. “Mencuci tangan kelihatannya sepele namun hal itu bisa mengurangi jumlah penyakit dan bakteri yang menyebar melalui tangan,” pungkasnya Adapun acara Workshop Innovation of Nursing in Skill Laboratory ini merupakan acara diseminasi, yang diselenggarakan oleh PSIK UMY. Diseminasi ini diselenggarakan karena sebelumnya ada empat dosen PSIK UMY yang mengikuti pelatihan Nurse Leader di Singapura pada September 2013 yang diselenggarakan oleh UMY, Temasek Foundation dan Ngee Ann Polytechnic. Workshop ini pun bertujuan untuk membagi ilmu yang didapat dalam pelatihan tersebut kepada mahasiswa dan dosen, mengenai pentingnya menerapkan hand hygiene. Keempat dosen PSIK UMY yang telah mengikuti pelatihan tersebut adalah Sri Sumaryani, Ferika Indarwatu, Azizah Khoiriyati dan Yanuar Primanda. (Asri)