Dalam proses perkulaiahan saat ini, dosen dituntut untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa di dalam kelas. Hal ini dalam rangka menerapkan proses Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Metode Ice Breaking atau bisa jadi salah satu cara untuk merangsang keaktifan mahasiswa ini.
Terkait hal tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Training of Trainers “Metode Pelatihan Partisipatif dan Ice Breaking Pengembangan Diri Mahasiswa dan Promosi” Dosen dan Karyawan. Acara yang diadakan di di Ruang Sidang AR Fahruddin B Kampus Terpadu UMY, Senin (13/2) ini menghadirkan Trainer sekaligus Dosen UMY, Muhammad Samsudin M.Pd sebagai pembicara.
Samsudin menjelaskan, Ice Breaking adalah metode mencairkan suasana yang tegang menjadi segar dan rileks. Ice Breaking dilakukan untuk menciptakan suasana setara antara pemberi materi dan peserta di dalam sebuah pelatihan atau di dalam kelas. “Di waktu-waktu di mana suasana tidak begitu cair, cara yang paling mudah adalah dengan mencairkan suasana sehingga nantinya dengan mudah kita meminta mereka untuk berpartisipasi lebih aktif. Ini karena sudah tercipta kondisi yang setara”, jelasnya.
Ice Breaking menurut Samsudin dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Bentuk-bentuk tersebut misalnya dengan cerita, yel-yel, teka teki, gerah badan, dan permainan lain. Dengan adanya bentuk-bentuk ini, diharpakan akan ada respon dari peserta belajar. “Suasana akan menjadi lebih cair metode-metode itu menghilangkan sekat-sekat psikologis di antara dosen dan mahasiswa. Dengan begitu, para peserta akan lebih aktif dan fokus pada pembahasan yang sedang berjalan” terang Muhammad.
Sementara menurut Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni dan Pengembangan Karir Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BKAPK UMY), M Haris Aulawi, pelatihan ini diberikan pada dasarnya untuk meningkatkan kualitas perkuliahan di UMY. “Selain memberi kemudahan bagi dosen untuk menerapkan sistem komunikasi dua arah, partisipasi mahasiswa akan meningkatkan kemampuan berbicara mereka sendiri di depan umum” pungkasnya. (fariz)