Berita

Tingkatkan Produksi Pertanian Lahan Pantai melalui optimalisasi Pola Usaha tani

Keterbatasan lahan pantai yang berpasir diperlukan dukungan pola usaha tani yang optimal agar kualitas maupun kuantitas produksi pertanian yang dihasilkan petani meningkat. Melalui pola usaha tani yang tepat dan optimal diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir serta mengupayakan perbaikan kondisi lahan sekaligus keseimbangan alam.

Keterbatasan lahan pantai yang berpasir diperlukan dukungan pola usaha tani yang optimal agar kualitas maupun kuantitas produksi pertanian yang dihasilkan petani meningkat. Melalui pola usaha tani yang tepat dan optimal diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir serta mengupayakan perbaikan kondisi lahan sekaligus keseimbangan alam.

Demikian disampaikan Dosen Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FP-UMY), Aris Slamet Widodo, SP, M.Sc di Kampus Terpadu UMY Selasa (20/4) dalam diskusi terbatas mengenai ‘Optimalisasi Pola Usaha Tani Lahan Pantai di Kabupaten Bantul’.

Keterbatasan lahan pantai meliputi keterbatasan fisik dan kimia. Keterbatasan fisik dari lahan pantai dimana sebagian besar strukturnya terdiri dari tanah pasir tetapi minim tekstur lain misalnya debu serta lempung. “Lahan pasir memiliki tingkat korositas atau daya serap tanah terhadap air yang tinggi. Padahal air diperlukan untuk proses penyerapan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Jika tanah memiliki daya serap air yang tinggi berarti ketika tanaman disiram air akan langsung hilang. Sehingga tanaman akan semakin kekurangan unsur-unsur hara yang diperlukan. Karena unsur hara hanya bisa diserap tanaman ketika ada air.”urainya.

Sedangkan keterbatasan kimia adalah keterbatasan unsur hara atau unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Unsur-unsur hara tersebut antara lain unsur N atau natrium, P atau fosfor dan K atau kalium. “Unsur-unsur inilah yang tidak ada dalam tanah pasir atau lahan pantai.”tuturnya.

Keterbatasan Sumber Daya Alam (SDA) inilah yang mengakibatkan banyak masyarakat wilayah pesisir yang tingkat kesejahteraannya rendah. Selama ini menurut Aris para petani telah memiliki pola usaha tani pada lahan berpasir. “Pola ini dinamakan pola usaha pertanian terpadu. Perpaduan antara usaha pertanian tanaman baik tanaman pangan, hortikultura maupun palawija dengan pola usaha ternak seperti sapi, kambing dan ayam.”jelasnya.

Pola usaha pertanian ini dilakukan sebagai usaha efisiensi biaya produksi dengan pemanfaatan limbah masing-masing jenis usaha dan juga sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi lahan sekaligus keseimbangan alam. “Ternak akan memberikan suplai organik kepada tanaman untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanaman di lahan berpasir. Sedangkan tanaman akan memberikan limbah tanaman untuk ternak. Misalnya rumput digunakan untuk makanan ternak sapi maupun kambing.” tambahnya.

Namun pada pola pertanian tersebut belum diketahui pola kombinasi yang paling tepat yang dapat meningkatkan hasil pertanian sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. “Pola kombinasi maksudnya pola kombinasi penggunaan SDA yang ada. Misalnya pada musim penghujan menanam bawang merah. Kemudian apakah pada musim kemarau akan ditanam tanaman yang sama atau tanaman lain. Perlu pola kombinasi yang tepat agar jumlah maupun kualitas produksi pertanian lebih optimal”,tandasnya.