Berita

Trio Holistik Mahasiswa UMY Berikan Edukasi Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal di TK ABA Watuadeg

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa di Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM PM) di TK ABA Watuadeg, Purwobinangun, Sleman, Yogyakarta. Kelompok ini mendapat pendanaan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Program ini, bernama Trio Holistik, yang dilaksanakan sejak awal Mei hingga Agustus 2024.

Program ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan anak-anak dalam menghadapi berbagai bencana yang mungkin terjadi. TIM PKM PM Trio Holistik ini terdiri dari lima mahasiswa: Latif Ghozali (Angkatan 2021), Syakira (Angkatan 2021), Wulan (Angkatan 2021), Esa Pradita (Angkatan 2022), dan Siti Naimah (Angkatan 2022). Program ini menggunakan pendekatan holistik yang melibatkan tiga bidang utama.

Pertama, pendidikan pengasuhan yang berfokus pada pemberian pengetahuan kepada orang tua, guru, dan anak-anak dalam menghadapi situasi darurat serta memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Kedua, kesehatan gizi menekankan pentingnya nutrisi yang baik untuk mendukung kesehatan fisik dan mental anak-anak sehingga mereka lebih tangguh dalam menghadapi situasi bencana. Ketiga, keamanan melibatkan pengajaran tentang langkah-langkah keselamatan sebelum, selama, dan setelah bencana, termasuk simulasi evakuasi dan penggunaan alat-alat keselamatan.

Arif Wahyu Setyo Budi, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB., selaku dosen pendamping, mengatakan bahwa kegiatan Trio Holistik ini merupakan langkah inovatif untuk mewujudkan sekolah aman bencana berbasis kearifan lokal.

“Budaya lokal yang sudah ada di masyarakat perlu dilestarikan dan dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi, terutama di bidang mitigasi bencana di sekolah,” ujar Arif.

Program ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan menarik dan interaktif, seperti permainan edukatif, cerita, dan simulasi bencana, yang disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak-anak TK. Salah satu bukti hasil kerja keras tim PKM PM Trio Holistik ini berhasil menciptakan lagu pengenalan bencana alam dengan judul “Ayo Kenali Alam” dengan menggunakan lirik lagu Cublak Cublak Suweng.

Kepala Sekolah TK ABA Watuadeg, Mursiasih, mendukung penuh adanya program Trio Holistik tersebut dan diakui olehnya bahwa program ini membawa dampak positif bagi anak anak TK.
“Kegiatan ini sangat menarik dan edukatif. Anak-anak belajar tentang berbagai jenis bencana sambil bermain. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mengajarkan mereka kesiapsiagaan sejak dini,” kata Mursiasih.

Program pengabdian ini berbeda dari program mitigasi bencana lainnya yang biasanya fokus pada satu jenis bencana saja. Kelompok mahasiswa ini mengambil langkah preventif dengan mencakup tiga bidang sekaligus. Latif Ghozali, selaku Ketua tim PKM PM, turut menjelaskan terkait Holistik integratif sebenarnya program yang memang seharusnya dilaksankan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tim PKM PM memperbarui konsep holistik integratif ini menjadi tiga bidang dan diintegrasikan dalam upaya pencegahan bencana alam lebih spesifik pada upaya mitigasi bencana.

“Kami menggunakan kearifan lokal. Misalnya, kami mengedukasi anak-anak dengan mengadaptasi lagu daerah menjadi lagu tentang kebencanaan. Kami juga menambahkan sistem peringatan dini berupa kentongan. Dalam edukasi makanan pendamping, kami memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti waluh, pisang, dan salak. Selain itu, edukasi juga dilakukan melalui permainan ular tangga, mewarnai, dan menonton video,” jelas Latif.

Latif juga menambahkan bahwa program ini akan terus berlanjut meskipun kegiatan kementerian sudah selesai dan tidak mendapatkan dana hibah lagi. Mereka telah menyediakan buku pedoman mitra agar program ini dapat terus dilanjutkan. Untuk menunjang evaluasi, Trio Holistik bekerja sama dengan beberapa organisasi di UMY, seperti NCC Emergency, Healing Team, Morse, serta Muhammadiyah Disaster Management Center.

“Ini sudah menjadi komitmen kami, karena sejak awal kami tidak hanya mengikuti lomba, namun sudah menjadi panggilan hati untuk mengabdi pada negeri,” tambah Latif. (DA)

Share This Post

Berita Terkini