Berita

Tulis Buku Politik China Muslim, Tulus Luruskan Konotasi Miring Tentang China Muslim

Jika berbicara mengenai “China muslim” maka konotasi yang kerap muncul adalah konotasi miring. Apalagi dalam politik China, esksistensi muslim terbagi ke dalam dua persespsi yakni muslim yang baik dan muslim yang tidak baik. Konotasi miring ini perlu kembali diluruskan. Alasan tersebut menjadi salah satu motivasi dari Prof. Dr. Tulus Warsito, M.Si., dalam menyelesaikan buku berjudul Politik China Muslim yang diterbitkan pada April 2022 oleh Komojoyo Press, Sleman. Hal ini disampaikan oleh Tulus dalam diskusi bertajuk Diskurs-HI Diskusi Buku Seputar HI yang digelar pada Rabu (29/06) lalu.

Menurut Tulus, berdasarkan buku yang ditulis oleh Samuel Huntington, polarisasi politik dunia akan mengarah kepada dunia barat dan yang lainnya yakni islam dan konfusianisme dalam konteks benturan peradaban. “Maka jika hal ini benar, dugaan saya adalah orang yang berasal dari dunia barat dengan ilmu islam dan konfusianisme bisa dianggap sebagai mutiara dunia,” imbuhnya. Dosen program studi Ilmu Hubungan Internasional ini juga mengaku bahwa motivasi lain dari menulis buku ini adalah hadist uthlubul ilma walau bishshiin dengan artinya tuntulah ilmu walaupun sampai ke negeri China yang terlepas dari keshahihannya, hadist ini menurutnya sudah menjadi sebuah realitas.

Grace Lestariana Wonoadi, M.Si., Dosen program Ilmu Hubungan Internasional yang menjadi pembahas dalam diskusi ini menambahkan bahwa dalam buku ini banyak sekali aspek non-religius yang ditunjukkan oleh Tulus dalam melihat sisi China muslim. “Yang kerap terjadi adalah jika terjadi konflik maka aspek agama dianggap yang paling besar padahal dari kacamata HI, ada banyak sekali aspek atau masalah besar yang bisa menjadi pemantik konflik,” ungkapnya. Membedah buku ini, lebih lanjut Grace menjelaskan bahwa penggunaan istilah-istilah dalam buku ini menjadi pembelajaran dan memberikan gambaran mengenai bagaimana masyarakat Inodonesia menyelami politik China muslim dalam konteks bagaimana sikap negara terhadap komunitas China muslim tersebut. (ays)