Setelah lawatan pertamanya ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dilakukan pada awal Agustus 2017 yang lalu, Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan kembali mengunjungi UMY pada Kamis (2/11). Kunjungan kedua yang diterima oleh jajaran pimpinan UMY dan kepala biro – kepala biro UMY ini dilakukan di Ruang Sidang Komisi, Gedung Ar. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY. Kunjungan UHN Medan kali ini dilakukan untuk mempelajari sistem pengelolaan kampus secara keseluruhan, khususnya yang terkait dengan sumber daya manusia.
Sekretaris Universitas UMY, Ir. Nafi Ananda Utama, MS dalam kesempatan tersebut memaparkan mengenai sistem penglolaan kampus di UMY yang semuanya sudah berbasis IT. Bahkan juga untuk pengelolaan sumber daya manusia yang juga sudah terangkum dalam sebuah sistem dengan basis IT. Menurutnya, IT tersebut sudah menjadi hal penting dalam pengelolaan kampus, sebab tanpa IT pengelolaan kampus dan SDM di UMY tidak akan bisa berjalan secara maksimal.
“Memang adanya IT itu adalah hal penting dan harus ada, namun sistem IT yang sudah jadi tidak bisa langsung diterapkan, karena perlu proses juga untuk pelaksanannya. Akan tetapi, dengan adanya sistem yang telah berbasis IT di UMY ini, semua laporan mengenai kampus itu sudah bisa kami lakukan secara online dan ada website. Bahkan untuk jumlah pegawai dan tingkat pendidikannya juga sudah tercantum dalam sistem tersebut. Selain itu, kami juga memiliki penilaian mengenai kinerja akademik seorang dosen yang dinilai oleh mahasiswa melalui kuisioner. Jadi kami bisa mengetahui bagaimana kinerja setiap dosen UMY itu dari kacamata mahasiswa, sehingga dengan begitu dari satu sistem informasi ini saja kita bisa melihat dan memetakan kinerja dosen,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor UMY Bidang Sumber Daya Manusia, Dr. Nano Prawoto, SE, M.Si. Menurutnya, sistem pengelolaan kampus yang dimiliki oleh UMY akan terus dikembangkan. Selain itu juga dalam waktu dekat UMY akan kembali melaunching sistem baru berupa sistem pengingat bagi dosen. Sistem tersebut nantinya akan menjelaskan tentang status pekerjaan dan pendidikan dosen. Jika dosen tersebut belum melakukan studi lanjut, atau belum melakukan penelitian dalam kurun waktu tertentu, maka sistem yang akan berada dalam data diri dosen tersebut akan memberikan peringatan kepada dosen yang bersangkutan.
“Kedua, kami memiliki program pengembangan karir dosen dan percepatan profesionalisasi yang ditujukan untuk akselerasi dosen. Program ini melihat apakah seorang dosen itu memiliki karya akademik atau jabatan fungsional, dan mendorong dosen untuk menerbitkan jurnal yang terindeks scopus. Sampai empat tahun ke depan, target kami bagi dosen yang belum pernah memiliki jabatan fungsional menjadi punya jabatan fungsional, yang masih asisten ahli bisa menjadi lektor, yang lektor menjadi lektor kepala. Selain itu juga meningkatkan jumlah lektor kepala dan guru besar,” jelas Dr. Nano.
Sementara itu, Drs. Charles M. Sianturi, MSBA. selaku Wakil Rektor II UHN Medan mengatakan bahwa apa yang ingin dilakukan oleh UHN Medan memang sama seperti yang dilakukan oleh UMY. “Memang seperti itu yang ingin kami desainkan. Kami juga menyadari banyak doktor kami yang karya-karya ilmiahnya belum terindeks scopus. Karena kami memang belum memiliki sistem pengelolaan SDM seperti yang dimiliki UMY. Jadi kedepannya kami juga akan membuat sistem seperti yang dimiliki UMY ini untuk dosen-dosen kami,” imbuhnya.