Berita

UMY Akan Buka Language Center Bagi Mahasiswa Palestina

IMG_0303
Fariz Mehdawi, Dubes Palestina untuk Indonesia bersama Rektor UMY, Prof Dr Bambang Cipto, MA saat berkunjung ke UMY

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan membuka language center bagi mahasiswa Palestina yang akan menempuh studi lanjut di Indonesia. Hal ini pun menjadi salah satu kontribusi UMY pada bangsa Palestina untuk memajukan pendidikan warga negara Palestina. Sebab pendidikan menjadi kunci penting pembebasan negara Palestina dari jajahan Israel.

Demikian pemaparan Indira Prabasari, Ph.D saat menyampaikan hasil yang didapat dari kunjungan singkat Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Nafi’ Atieh Mehdawi, ke UMY. Kunjungan yang dilakukan pada Selasa (10/2) ini disambut langsung oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, Wakil Rektor 3 UMY Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE, Sekretaris Universitas Ir. Nafi Ananda Utama, MS, Kepala Biro Kerjasama UMY Indira Prabasari, Ph.D, dan Kepala Biro Humas dan Protokol UMY Ratih Herningtyas, S.IP., MA.

Menurut Indira, pemerintah Palestina saat ini tengah fokus dan gencar mengirimkan dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswanya untuk melakukan studi lanjut ke luar negeri, salah satunya ke Indonesia. Hal itu menurut Indira karena Palestina saat ini juga tengah mempersiapkan dirinya agar bisa terbebas dari belenggu penjajahan bangsa Israel. “Sebenarnya sudah ada beberapa dosen dan mahasiswa dari University of Palestine yang melanjutkan studinya di Indonesia. Dan mulai tahun ini UMY juga ikut berkontribusi dengan memberikan beasiswa bagi para dosen dan mahasiswa tersebut dalam mempelajari budaya dan bahasa Indonesia, sebelum mereka menempuh studi lanjutnya di universitas-universitas yang telah ditentukan,” jelasnya.

Language center yang akan menjadi tempat mereka mempelajari budaya dan bahasa Indonesia ini, menurut Indira akan ditempatkan di gedung Pusat Pelatihan Bahasa (PBB) UMY. “Untuk tahun perdana ini akan ada empat mahasiswa Palestina yang akan melanjutkan studi lanjutnya di UGM. Dan kami menyediakan scholarship pembelajaran budaya dan bahasa Indonesia bagi mereka selama 3 bulan, sebelum mereka menjalani masa kuliahnya di bulan September 2015 mendatang,” paparnya.

Indira menambahkan, bahwa pada waktu dekat UMY dan pemerintahan Palestina juga akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam bidang akademik. “Dalam kerjasama itu nantinya kami juga akan berencana untuk mengadakan student exchange, staff exchange, dan kegiatan-kegiatan akademik lainnya dengan University of Palestine. Ini juga sebagai kontribusi UMY dalam memajukan dunia pendidikan di Palestina,” imbuhnya.

Sementara itu, Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi membenarkan bahwa kerjasama dalam pendidikan tersebut merupakan kunci penting bagi negaranya untuk bebas dari tangan Israel. Karena itu menurutnya sudah banyak dosen dan mahasiswa Palestina yang melanjutkan studinya ke luar negeri. Sebab setelah mereka menyelesaikan studi master dan doktornya di luar negeri, maka mereka diharuskan untuk kembali ke negaranya untuk membangun pendidikan di Palestina. “Inilah kunci untuk membebaskan bangsa Palestina dari tangan Israel,” ujarnya.

Fariz pun berpesan, jika ada yang ingin membantu rakyat dan negara Palestina, saat ini bukan lagi waktunya untuk memberikan bantuan dengan mengirimkan orang-orang untuk berjihad secara fisik. “Melainkan dukungan untuk membantu para dosen dan mahasiswa Palestina agar bisa studi lanjut. Karena dengan pendidikan itulah bangsa kami bisa melepaskan diri dari jajahan Israel,” pungkasnya. (Icha)