Sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali memberikan beasiswa untuk Program Studi Pendidikan Dokter dan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. Beasiswa ini diberikan kepada santri yang kurang mampu dari Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai wujud kepedulian UMY terhadap masyarakat dan upaya pengembangan Muhammadiyah.
Pengumuman hasil seleksi beasiswa dokter Muhammadiyah tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor 1, Dr. Ir Gunawan Budiyanto M.P di sela-sela acara pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bertempat di gedung Ar. Fachruddin B lantai 5 kampus terpadu UMY pada Sabtu (11/6). Dalam pengumuman tersebut, Gunawan menjelaskan ini merupakan tahun ke enam UMY memberikan beasiswa dokter Muhammadiyah. “Terdapat 7 orang penerima beasiswa dokter Muhammadiyah ini, 4 orang berasal dari Jawa yang kita panggil kesini, sementara 3 orang lainnya berasal dari luar Jawa, semoga dengan adanya beasiswa pendidikan ini, penerima bisa mengikuti perkuliahan dengan baik sehingga nantinya bisa menerapkan ilmunya dalam masyarakat. Tiga penerima beasiswa dari luar jawa masih dalam proses seleksi tahap akhir,” imbuhnya
Keempat penerima beasiswa calon dokter Muhammadiyah berasal dari Jawa tersebut yaitu untuk program studi Pendidikan Dokter diantaranya Satria Al Fajar Syaifudin yang berasal dari Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Muhammad Khakim Abdillah dari Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School dan Panti Asuhan Darul Arqom Muhammadiyah Pasuruan, serta Uliniha Makrifah dari Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah Yogyakarta. Sementara itu dari program studi Pendidikan Dokter Gigi atas nama Fara Amrina Revada berasal dari Pondok Pesantren Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung.
Dr. Siti Dyah Handayani SE., M.M selaku Kepala Biro Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaru) UMY saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (13/6) mengatakan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam mendapatkan beasiswa tersebut. “Proses awal di mulai pada tanggal 28 Maret 2016. Kami melakukan sosialisasi kepada seluruh pihak panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta melalui Pimpinan wilayah dan Daerah Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Setelah itu, kami mengumpulkan berkas yang telah kami terima sebanyak 131 berkas, lalu melakukan penyeleksian berkas,” papar Dyah.
Untuk berkas yang sudah lolos, Dyah menambahkan bahwa yang dari luar Jawa pihak UMY memperkenankan untuk melakukan tes CBT (Computer Based Test) di daerah masing-masing. Kemudian untuk tes Al Islam dan Kemuhammadiyahan, tes kemampuan Bahasa Inggris, dan tes psikologi peserta yang lolos tes CBT akan diundang ke UMY untuk mengitu tiga macam tes tersebut. “Setelah calon penerima beasiswa lolos beberapa tahapan tes tersebut, kami mengundang kepada calon penerima beasiswa untuk melakukan tahapan wawancara oleh Pimpinan Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Pimpinan Universitas dan Pimpinan Fakultas. Jika calon penerima beasiswa tersebut memiliki hafalan, kami juga akan mengetes hafalannya sebagai poin tambahan,” jelasnya.
Dyah berharap dengan mengangkat calon penerima beasiswa tersebut dapat membantu keluarga yang tidak mampu untuk kuliah di jurusan kedokteran. “Fokus yang kami pilih untuk penerima beasiswa berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan dari berbagai panti dan pondok pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah. Ini agar mereka dapat merasakan untuk kuliah di Fakultas Kedokteran yang notabene biaya kuliahnya lebih mahal dari fakultas lain. Kami juga tetap memfasilitasi asrama mahasiswa di UNIRES selama setahun dan biaya hidup selama studi di UMY,”harapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Salah satu penerima beasiswa, Satria yang juga berharap bisa mengikuti perkuliahan dengan baik di UMY. “Terima kasih untuk UMY, semoga saya amanah menerima beasiswa ini, lancar dalam mengikuti perkuliahan, dan menjadi kader Muhammadiyah yang baik,” ungkapnya. (hv/bagas)