Integritas merupakan sebuah aset yang harus dimiliki oleh institusi perguruan tinggi sebagai wadah membentuk generasi mendatang. Untuk menjaga kualitas dari aset tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai salah satu institusi pendidikan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi kejujuran. Seperti kasus perjokian yang terjadi pada seleksi mahasiswa baru di hari Jumat (3/7) lalu yang ditindak tegas oleh UMY. Calon mahasiswa yang terbukti menggunakan joki diputuskan untuk digugurkan oleh UMY dalam diskusi yang dilakukan oleh tim Penmaru (Penerimaan Mahasiswa Baru) dengan orangtua calon mahasiwa, sedangkan pelaku yang menjadi joki tengah menjalani proses hukum di Kepolisian Sektor Kasihan.
Rektor UMY, Dr. Ir Gunawan Budiyanto, M.P menyampaikan bahwa penggunaan joki merugikan banyak pihak. “Ini merupakan tindak kecurangan dan tidak jujur. Ini merugikan UMY sebagai institusi pendidikan dan juga menghilangkan kesempatan calon mahasiswa lainnya. Terlebih anak yang pintar namun terhalang biaya pendidikan, karena kami memiliki banyak skema pembiayaan pendidikan untuk anak yang punya kapasitas. Kalau pengguna joki ini lulus dan memenuhi kuota mahasiswa, skema beasiswa jadi tidak bisa kami laksanakan,” ungkapnya dalam wawancara yang dilakukan oleh tim Biro Humas dan Protokol (BHP) pada hari Senin (6/8) sore di ruang Rektor UMY.
Gunawan juga menyebutkan bahwa penggunaan joki mencerminkan karakter dari calon mahasiswa tersebut. “Kalau calon mahasiswa tersebut lolos dengan cara yang tidak jujur, katakanlah sebagai mahasiswa kedokteran dan kemudian lulus menjadi dokter, kita takutkan ketidakjujuran ini malah berlanjut seperti tidak jujur kepada pasien misalnya. Saya tegaskan, UMY bukan tempat untuk mencetak ketidakjujuran,” tegasnya lagi.
Dr. Siti Dyah Handayani, SE., M.M selaku Kepala Biro Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaru) UMY, menerangkan bahwa dalam pertemuan yang dilakukan dengan orangtua calon mahasiswa, terbukti bahwa yang bersangkutan menggunakan jasa joki. “Orangtua calon mahasiswa menyampaikan kalau mereka memang dijanjikan oleh joki tersebut anaknya akan lulus. Setelah pertemuan tersebut rampung, orang tua calon mahasiswa setuju untuk membatalkan status diterima di Pendidikan Kedokteran UMY,” ujarnya saat ditemui di kantor Penmaru UMY, Senin sore (6/8).
Dyah menyebutkan bahwa untuk mengantisipasi adanya potensi kecurangan kedepannya, UMY akan memaksimalkan penggunaan finger print dalam kegiatan kampus. “UMY memang sudah melaksanakan pengamanan yang berlapis-lapis dengan menggunakan finger print. Mulai dari sejak awal pendaftaran, tes hingga nanti ketika mereka menjadi mahasiswa. Ketika mereka resmi menjadi mahasiswa, mereka harus menggunakan finger print yang dulu digunakan pada pendaftaran untuk melaksanakan berbagai kegiatan di kampus seperti absen kelas, pembayaran KRS dan lainnya,” tutupnya. (raditia)