Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universiti Sains Malaysia (USM) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait dengan pengembangan peran pendidikan dan akademik oleh kedua universitas tersebut bertempat di Kampus Terpadu UMY, Kamis (14/10) sore di Lobi Rektorat UMY.
Secara spesifik adapun pihak-pihak yang menandatangai MoU tersebut adalah program Pasca Sarjana UMY, Fakultas Ilmu Social dan Politik (FISIPOL) UMY, dan Fakultas Hukum (FH) UMY dengan the Women’s Development Research Center (KANITA) USM. KANITA sendiri merupakan sebuah pusat studi perempuan di USM yang sudah berdiri dan bergerak memperjuangkan kesetaraan jender sejak tahun 1978.
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam MoU adalah aktivitas penelitian publikasi, konferensi, seminar, symposium, pertukaran dosen dan peneliti yang dilakukan secara berkolaborasi antara keduanya. Materi yang akan dibahas dalam kegiatan tersebut lebih kepada isu sosial kemasyarakatan khususnya masalah kesetaraan jender berdasarkan pada framework keadilan.
Menurut Prof. Rashidah Shuib selaku direktur KANITA, UMY dan USM memiliki latar belakang dan filosopi pendidikan yang mirip. Selain didasari oleh pendidikan yang berdasarkan pada islam dan ilmu pengetahuan, keduanya juga memiliki tujuan yang hampir sama yakni membangun pendidikan yang berkualitas dan merubah paradigma pendidikan.
Rashidah memandang bahwa harus diakui paradigm warisan negara penjajah masih melekat kuat pada sistem pendidikan negara koloni baik Indonesia maupun Malaysia. Paradigma dari penjajah tidak berkembang. “Oleh karena itu kita harus berusaha untuk membangun paradigm pendidikan dan pengembangan pengetahuan melalui penelitian dan kegiatan akademik lainnya,”urainya.
Ia juga mengungkapkan bahwa baik USM mau pun UMY tidak harus jauh-jauh pergi ke negara-negara Eropa maupun Amerika untuk melakukan pengembangan penelitian. Menurutnya menjalin hubungan kerjasama dengan universitas dengan negara tetangga lebih tepat. “karena selain keduanya memiliki lingkungan akademik yang hampir sama, komposisi sosialnya juga tak jauh berbeda,”imbuhnya.
Senada dengan Rashidah, rektor UMY, Ir. Dasron Hamid, M.Sc juga berharap kerjasama keduanya akan membawa dampak positif terhadap pengembangan akademik. Dasron juga sangat menekankan bahwa hendaknya hasil penelitian dari kerjasama yang akan dilaksanakan tersebut membawa mamfaat dan dampak yang nyata bagi masyarakat. “Hal ini sesuai dengan tri darma perguruan tinggi yakni penelitian dan pengabdian pada masyarakat,”tandasnya.