Berita

UMY dan YAKKUM Lakukan Deklarasi Bersama Peringati Hari Disabilitas Internasional

Salah satu booth pameran dan bazar karya kelompok difabel dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di UMY

Memperingati Hari Disabilitas Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) dan YAKKUM Emergency Unit (YEU) gelar Deklarasi Bersama. Peringatan Hari Disabilitas Internasional ini mengangkat tema, “Partisipasi Bermakna Menuju Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan” yang bertempat di Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center (DHRIC) UMY, Senin (5/12).

Deklarasi Bersama tersebut mencakup: 1) peran disabilitas dan komunitas dalam mengawal kebijakan di tingkat nasional regional DIY; 2) inovasi layanan dan aksesibilitas di setiap bidang; 3) data terpilah dan integrasi data disabilitas; 4) ekonomi kreatif disabilitas; dan 5) peran pentahelix dalam membangun lingkungan yang inklusif.

Wakil Rektor I Bidang Akademik UMY, Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T., IPM melalui sambutannya menyampaikan bahwa UMY memberi perhatian khusus kepada civitas akademika UMY dan pengunjung yang memiliki kebutuhan khusus. “Kami memiliki perhatian besar kepada para disabilitas. Terlebih lagi, kami memiliki rekan kerja, dosen atau tenaga pengajar dan mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus,” ujar Sukamta.

UMY juga sudah mencanangkan program sejak tahun 2012 yang memiliki tujuan menciptakan ruang nyaman di kampus dengan slogan, “Kampus Senyaman Taman” yang mana, salah satu program yang dilaksanakan yakni memfasilitasi disabilitas guna melakukan kegiatan atau aktivitas di ruang kampus UMY.

Pdt. Simon Julianto, S.Th., M.Si., selaku Ketua I Pengurus YAKKUM melalui sambutannya menyampaikan bahwa YAKKUM memiliki tujuan membersamai penyandang disabilitas. “Kami ingin memberikan partisipasi yang bermakna bagi penggiat maupun penyandang disabilitas. Pusat Rehabilitasi YAKKUM dan YAKKUM Emergency Unit akan memberikan pelayanan rehabilitasi holistik bagi penyandang disabilitas, termasuk pula dalam segi penanggulangan bencana dan rehabilitasi,” ungkap Simon.

Simon juga mengungkapkan bahwa pada peringatan Hari Disabilitas Internasional ini, kita merayakan bahwa setiap orang diciptakan secara unik dan memiliki tujuan. Pembangunan yang dilakukan di dunia pun harus dengan setara, serta memberikan apresiasi kepada aktivitas disabilitas di semua lini dan fase perjuangan hidup. Sekalipun caranya berbeda, tapi arahnya tetap sama.

“Dunia sudah memperhatikan disabilitas walaupun kita sadar bahwa sebagian besar sifatnya masih charity dan berdasarkan belas kasihan. Ini menjadi tugas kita bersama untuk mendorong inklusivitas, kesetaraan dan pemberdayaan disabilitas. Sesuai dengan tema peringatan HDI, penekanan ada pada partisipasi dan inisiasi untuk terlibat dan tidak hanya protes, tapi juga partisipasi bermakna. Pembangunan inklusi merujuk ke pembangunan yang tidak meninggalkan siapapun,” imbuh Simon.

Dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional ini, UMY melalui Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) dan YAKKUM juga menggelar beberapa kegiatan diantaranya Pameran Karya dan Inovasi, Pameran dan Bazar Karya Kelompok-Kelompok Difabel, dan Talkshow Disabilitas Tematik. Kegiatan ini juga diikuti oleh para penyandang disabilitas dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (Zachra)