Pembaharuan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi telah menjadi acuan dalam merumuskan solusi yang potensial atas tantangan terhadap lingkungan hidup yang saling berhubungan. Semakin maraknya isu perubahan iklim, menipisnya sumber daya serta hilangnya keanekaragaman hayati menjadi sorotan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). UMY pun mendorong adanya percepatan inovasi teknologi dan ilmu pengetahuan dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan.
International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) menjadi wadah UMY untuk menghimpun informasi mengenai energi terbarukan dan sumber daya berkelanjutan dari para akademisi. Dengan harapan dapat menawarkan peluang yang menjanjikan untuk memitigasi dan beradaptasi terhadap tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrem serta kelangkaan sumber daya alam.
Wakil Rektor UMY bidang akademik, Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng. menyebutkan bahwa ICoSI berperan sebagai pemusatan upaya optimalisasi dari penerapan inovasi berkelanjutan yang memberikan dampak positif sekaligus meminimalisir konsekuensi negatif.
“Optimalisasi teknologi akan sangat berguna bagi kehidupan di masa yang sudah bergerak menuju pengembangan yang berkelanjutan. Fokus kami adalah menciptakan serta mengembangkan sistem berkemajuan yang mendukung keberlangsungan lingkungan dan efisiensi sumber daya. Ini mencakup pemanfaatan inovasi dalam energi terbarukan juga bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk meminimalisir dampak negatif secara ekologis,” ujar Sukamta dalam penutupan ICoSI 2024 pada Kamis sore (8/8).
Dengan pemanfaatan penuh terhadap teknologi ini, Sukamta menilai akan tercipta standar baru atas kehidupan yang layak di masa depan, dan di saat yang bersamaan tetap menjamin keberlanjutan ekosistem di bumi. Guru Besar UMY di bidang teknik mesin ini menegaskan perlunya penguatan dari respon dunia terhadap krisis perubahan iklim melalui kerjasama internasional.
ICoSI 2024 telah menerima lebih dari 1400 artikel ilmiah, ditulis oleh berbagai dosen dan akademisi yang berasal dari 33 negara. Dalam sesi pleno, dijelaskan pula bahwa infrastruktur memiliki posisi krusial dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Pembangunan infrastruktur dapat memberikan akses yang adil bagi kebutuhan dasar manusia, memitigasi perubahan iklim serta penurunan resiko bencana alam.
Prof. Ir. Sri Atmaja P. Rosyidi, M.Sc.Eng., PG-Certf., Ph.D., P.Eng., IPU. ASEAN Eng. berbicara sebagai salah satu keynote speaker ICoSI 2024 bahwa infrastruktur yang berkelanjutan memiliki enam komponen penting agar dapat tercapai.
“Beberapa diantaranya adalah penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan berkelajutan, efisiensi energi, tahan terhadap bencana alam, serta penggunaan jangka panjang. Penting untuk diperhatikan bahwa infrastruktur yang berkelanjutan juga berarti memiliki ketahanan tangguh, dan merupakan pondasi yang sangat diperlukan untuk mendukung fungsi penting dari pemenuhan kebutuhan masyarakat,” ungkap Sri Atmaja.
Sistem infrastruktur yang akan dibangun dengan tujuan berkelanjutan memiliki parameter dalam mengukur tingkat keberhasilannya, yang menurut Sri Atmaja dikelompokkan menjadi pemanfaatan teknologi, AI dan Big Data, keterlibatan pemangku kepentingan, serta pengoptimalan sumber daya. Guru Besar UMY bidang Teknik Transportasi ini menyebutkan bahwa pengelolaan anggaran yang tepat menjadi aspek terpenting, yang memerlukan penambahan anggaran hingga 25 persen dari total saat ini jika ingin membangun infrastruktur yang lebih berkelanjutan dan memiliki ketahanan.
Dengan menyelenggarakan ICoSI 2024, UMY dapat mempertemukan pakar dari berbagai bidang yang mendukung SDGs untuk berkolaborasi dan saling bertukar pikiran. Dengan tantangan terhadap lingkungan yang saling terhubung, penerapan solusi yang berkelanjutan memerlukan kerjasama dari pemerintah, industri dan institusi penelitian di seluruh dunia. Komitmen kolektif untuk mengoptimalkan teknologi dan inovasi dapat menjadi langkah awal dalam praktik hidup yang berkelanjutan. (ID)