Berita

UMY Dulang Perak dan Perunggu Di Kejurnas Tae Kwon Do Antar Mahasiswa

IMG_5711Prestasi menggembirakan kembali diraih civitas akademika UMY. Kali ini datang dari Kejurnas Tae Kwon Do yang diselenggarakan Kemenpora RI di UNJ pada 5-10 November lalu. Dua orang mahasiswi UMY, Dian paramita S, mahasiswi Prodi Hubungan Internasional angkatan 2012 berhasil mendulang perunggu pada kelas -57 putri dan Wahyu Titis Dwirani dari Ilmu Komunikasi UMY angkatan 2014 menyabet medali perak di kelas -53 putri pada ajang tersebut.

Dian menuturkan, dirinya tetap merasa bangga meski tidak mendapatkan posisi pertama pada ajang tersebut. Lawan-lawan yang ia hadapi pada kejuaraan tersebut memiliki skill teknis yang bagus dan berasal dari berbagai penjuru di tanah air. Dian yang berlatih Tae Kwon Do sejak kelas 1 SMP dan kerap mengikuti kerjuaran tersebuat mengaku lawan-lawan yang ia saksikan itu sempat membuat dirinya merasa gugup.

Namun berkat kepercayaan diri, ketenangan, dan doa ia berhasil menunjukkan buah dari hasil latihan yang ia jalani selama ini. Selain itu ia juga bisa menerapkan berbagai instruksi yang diberikan pelatih di lapangan. Menurut pemegang sabuk merah strip dua itu, tanpa ketenangan mustahil apa yang ia pelajari di dojang dapat ia terapkan di lapangan.

“Kuncinya percaya diri dan tenang, kalau panik itu apa yang kita pelajari nggak akan keluar. Kalau kita tenang insyaallah bisa keluar. Awal-awal pasti deg-degan mikir kemana mana,” kata Dian mewakili reakannya saat ditemui di Biro Humas dan Protokol, Jum’at (14/11) pagi.

Selain itu ia mengatakan dukungan kampus pada dirinya dan reakan-rekannya sangat berarti. Kampus, lanjutnya, tidak membebankan untuk meraih juara tertentu, namun gelar juara yang bisa didapatkan hanya sebuah bonus dari apa yang mereka lombakan. “Kampus mendukung sekali, Wakil rektor tiga bilang, kita tidak diharuskan dapat juara yang pasti bisa ikut ke sana sudah bagus. Dapat emas atau perak hanya bonus dari apa yang kami lakukan,” sambung gadis yang ikut Tae Kwon Do karena mengikuti sepupunya itu.

Berbagai kerjuaraan telah ia ikuti tidak membuatnya puas, ia bertekad untuk terus berlatih Tae Kwon Do agar dapat terus meningkatkan prestasi. Bahkan ia igin menggeluti bela diri asal Korea itu sampai ia mampu untuk melatih. Pasalnya ia kadung jatuh cinta dengan nuansa kekaluargaan yang diciptakan pada latihannya. Selain itu ia merasa wanita juga penting untuk belajar bela diri.

Baginya belajar Tae Kwon Do memberikan berbagai manfaat seperti mengajarkan kedisiplinan dan mengajarinya melawan rasa takut. “Saya sudah suka saja sama Tae Kwon Do, nggak bisa meninggalkan, kita kayak keluarga. Bela diri itu penting, kita diajarkan buat menaati peraturan, diajari disiplin. Bela diri ini menantang, saya belajar melawan rasa takut sendiri. Kalau nendang kita juga harus siap ditendang,” tutur gadis kelahiran Sigli, 24 juli 1994 tersebut.​