Berita

UMY Fasilitasi Pengenalan Ragam Industri Pangan Lokal Bagi Mahasiswa Internasional

Perkembangan industri pangan yang dikerjakan oleh masyarakat lokal sering dijumpai masih menggunakan cara-cara tradisional dalam produksinya. Termasuk di beberapa daerah di Yogyakarta, seperti desa Krebet dan Gupak Warak di Bantul yang memiliki produksi pangan berupa tape dan tempe serta berpotensi untuk dikembangkan melalui pembuatan alat bantu produksi. Dengan adanya kerja sama bersama Singapore Polytechnic, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi fasilitator pengabdian masyarakat sekaligus mewadahi inovasi antar dua perguruan tinggi.

Pengabdian masyarakat tersebut akan dilaksanakan oleh mahasiswa dari UMY dan Singapore Polytechnic, yang secara resmi digelar mulai Selasa (3/9) dan berlangsung selama sembilan hari. Fokus utama dari program ini adalah untuk meningkatkan daya produksi di sektor industri pangan lokal tradisional agar terbentuk komunitas masyarakat yang mandiri dan memiliki swasembada pangan. Disebut Kuliah Kerja Nyata Learning Express (KKN LeX), baik UMY maupun Singapore Polytechnic ingin menciptakan iklim pengabdian dan inovasi yang berkelanjutan.

“Terdapat tiga lokasi yang akan menjadi tempat pengabdian mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic, selain desa Krebet dan Gupak Warak, dusun Dadapbong di Sendangsari, Pajangan, Bantul terkhusus untuk budidaya ternak lele juga akan dikunjungi. Selain pengabdian, juga akan dilakukan observasi terhadap masyarakat terkait tantangan apa saja yang ada selama proses produksi dan bagaimana mahasiswa dapat menemukan solusi yang konkrit,” ujar Agatha Rachman, koordinator program KKN LeX dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY.

Agatha pun mengungkapkan bahwa Singapore Polytechnic yang memiliki basis vokasi di bidang pengetahuan dan teknologi berfokus kepada unsur keberlanjutan atau sustainability project, selaras dengan nilai inovasi dan pengabdian masyarakat yang dimiliki oleh UMY. Mahasiswa wajib untuk menciptakan desain prototipe dari alat bantu produksi yang dapat digunakan oleh masyarakat.

Soh Yong Sheng, dosen sekaligus fasilitator dari Singapore Polytechnic mengatakan bahwa kerja sama dengan UMY bertujuan untuk menyalurkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa untuk memahami dan membantu komunitas masyarakat lokal, khususnya di Yogyakarta. Sheng menekankan pemahaman perbedaan budaya untuk mencapai kesepakatan bersama, sebagai tantangan dari pengabdian masyarakat yang kolaboratif dan multikultur.

“Fokus pengabdian masyarakat dan inovasi yang mengedepankan sustainability project akan memantik nalar mahasiswa dalam tanggung jawab sosial, dengan memahami ekosistem dalam industri pangan yang menggunakan alat tradisional. UMY dan Singapore Polytechnic telah menjalin kerja sama sejak 13 tahun yang lalu, dan kami harap dapat terus memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia dengan cakupan yang lebih luas,” pungkasnya. (ID)