Berita

UMY Galakkan Publikasi Ilmiah Bentuk Buku

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus menggalakkan publikasi ilmiah dari para dosen-dosennya. Luaran hasil penelitian para dosen UMY tersebut didorong untuk dijadikan publikasi ilmiah dalam wujud Buku Ajar, Monograf, Referensi, dan Book Chapter. Untuk itulah Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) kembali selenggarakan Book Camp 2022 pada Sabtu (19/03) di Hotel Dafam Fortuna, Yogyakarta.

Acara yang diisi dengan workshop penulisan dan monitoring buku monograf, ajar, referensi dan book chapter program tri dharma UMY tahun akademik 2021/2022 ini turut mengundang para reviewer, mentor, serta 41 peserta hibah buku yang terdiri dari para dosen UMY yang sudah melakukan penelitian, pengabdian, atau yang akan menerbitkan buku.

Prof. Dr. Dyah Mutiarin, S.IP., M.Si., Kepala Lembaga Riset (LRI), mengharapkan para peserta hibah buku yang megikuti kegiatan ini dapat menghasilkan naskah yang bisa diterbitkan melalui penerbitan UMY Press, lembaga penerbit milik UMY. “Book Camp tahun ini diharapkan dapat mencapai output dari worskhop yaitu naskah yang bisa diterbitkan UMY Press,” ujar Dyah.

Sementara itu, Rektor UMY Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., mengatakan bahwa perguruan tinggi akan menjadi lebih baik dengan melahirkan karya melalui siklus penelitian, menulis, mengabdi, hingga penyajian dalam forum. “Satu hal yang bisa diwariskan adalah karya. Ditambah perputaran siklus penelitian, menulis, mengabdi dan menyajikannya dalam forum yang akan membuat perguruan tinggi lebih baik,” jelas Gunawan.

Pembukaan oleh Rektor ini sekaligus diikuti peluncuran pertama pengiriman buku di UMY Press melalui kurir Go-Jek yang dapat diakses secara online melalui Toko Online UMY Press Book Shopee. “Saat ini buku di UMY Press dapat dikirim melalui kurir Go-Jek yang akan dikemas secara aman, cepat, dan mudah diakses,” papar Budi Nugroho, Kepala Penerbitan UMY Press.

Acara dilanjutkan dengan paparan narasumber mengenai proyeksi perbukuan Indonesia di Era COVID-19 oleh Ketua umum Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI), Dr. Arys Hilman Nugraha. Sekaligus pendampingan penyempurnaan dan monitoring hasil penulisan draf buku oleh Tim Mentor.

Dalam pemaparannya, Arys menyampaikan bahwa terjadi kemerosotan angka pertumbuhan industri perbukuan sepanjang satu dekade terakhir, sejak 2010. “Ini tercermin antara lain pada data dari jaringan toko buku terbesar di negara kita. Angka pertumbuhan yang semula mencapai 28,22 persen pada 2010, secara konsisten setiap tahun merosot hingga titik terendah pada 2017 dengan capaian minus 0,48. Di sini nasib buku cetak dan digital sama saja, bahkan bisnis buku cetak maupun buku digital mengalami kemerosotan dengan titik paling rendah pada 2017,” ungkapnya.

Kemudian pada 2018 hingga 2019 menurut Arys, ada perbaikan di angka 7,38 dan 4,2 persen, namun tak pernah kembali ke angka pertumbuhan semula, bahkan kemudian benar-benar terpukul saat pandemi Covid-19 datang pada 2020. Dalam kondisi pandemi, kuartal pertama tercatat pertumbuhan minus 17,27 dan lebih parah pada kuartal kedua dengan minus 72,40. Bila dibandingkan dengan negara lain yang memiliki indeks literasi tinggi, pandemi menjadi berkah bagi industri perbukuan karena penjualan buku meledak pada saat pemerintahnya menerapkan lockdown, masyarakatnya membeli lebih banyak buku saat harus berdiam atau bekerja di rumah. Ini terjadi antara lain seperti di negara Finlandia, Amerika Serikat dan Inggris.

“Sebaliknya dengan Indonesia, ‘Di Rumah Saja’ tapi tanpa buku. Di Indonesia, pasar perbukuan justru mengalami kemerosotan tajam ketika pandemi Covid-19 hadir. Mayoritas penerbit (58,2 persen) mengalami penurunan penjualan lebih dari 50 persen. Sebanyak 29,6 persen penerbit mengalami anjlok 31-50 persen, sebanyak 8,2 persen penerbit mengalami penurunan 10-30 persen, dan 4,1 persen penerbit mengaku tidak terganggu oleh pandemi. Melihat kenyataan tersebut, maka perlu pembenahan di hulu perbukuan dalam hal ini pemerintah memfasilitasi peningkatan mutu buku dari industri penerbitan dengan menjalankan standardisasi pelaku perbukuan dan menggalakkan literasi kepada generasi muda,” tutupnya. (NSN)