Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) bekerja sama dengan tiga Universitas di Yogyakarta menyelenggarakan proses seleksi Inkubator Bisnis bagi para masyarakat pemilik usaha kecil dan menengah. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dipilih bersama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Seleksi Inkubator Bisnis yang diberi judul “Rekruitmen Calon Tenant Inkubasi Inkubator Wirausaha” ini dilaksanakan di UMY pada hari Sabtu (27/6), tepatnya di Ruang Sidang Hukum gedung Ki Bagus Hardikusumo lantai 3. Acara terdiri atas review produk milik masing-masing pemilik usaha oleh empat dosen dari UMY, antara lain Ir.Agus Nugroho Setiawan,M.P., Sri Handari W,SE.M.Si., Alni Rahmawati,SE,MM., dan Atik Septi,S.IP.
Dalam proses review, Ir. Agus Nugroho Setiawan,M.P. menyatakan bahwa para reviewers akan menyeleksi dari segi latar belakang pemilik usaha dan bagaimana prospek usaha yang telah dijalankan. “Kalau pemiliknya latar belakangnya sudah mapan, atau kalau usahanya tidak bisa berkembang tidak akan lolos desk,” ujar dosen Pertanian tersebut. Beliau menambahkan dari total 80 proposal yang masuk hanya 50 yang lolos seleksi pada tahap interview. “Untuk jenis usahanya beragam. Ada kuliner, penjahit, budidaya dan lain-lain. Tapi kebanyakan jenis usaha kuliner,” sambungnya.
Review dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diutamakan untuk peserta dari luar civitas UMY dan para pensiun atau karyawan, berlagsung dari pukul 9.00-11.00 WIB. Sedangkan pada sesi kedua yang mayoritas peserta merupakan mahasiswa UMY dimulai pukul 14.00 hingga selesai. Disela-sela review tersebut, para peserta diberikan pembekalan oleh Prof.Dr.Hadi Karya Purwadaria dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). Dalam pembekalan tersebut, beliau menyampaikan cara menjadi pebisnis yang sukses. Beliau juga memberikan beberapa contoh usaha yang dimulai dari nol tanpa modal mencukupi hingga kemudian dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang besar dan maju hingga memiliki omzet ratusan juta.
“Dalam mendirikan sebuah usaha, harus dimulai dari mimpi. Namun jika hanya mimpi dan direncanakan tidak akan menjadi kenyataan. Harus ada gairah untuk merealisasikan kemudian ada tekad dan kegigihan,” ujar Prof. Hadi kepada para peserta. Ia juga menambahkan untuk menjadi wirausahawan yang sukses, harus dapat menepati janji. “Kalau dari awal sudah menentukan harga Rp10.000,00 ya jangan saat di tengah-tengah menaikkan harga atau sebaliknya menurunkan jumlah produk, jadi harus sesuai kesepakatan diawal. Kalau hal tersebut terjadi, orang akan tidak percaya pada kita,” tambahnya. Dalam pembekalan tersebut ia juga menyampaikan kunci utama meraih kesuksesan dalam berbisnis. Mulai dari menjelaskan tata cara pemasaran yang baik, hingga bagaimana cara menyikapi usaha dengan modal yang tinggi.
Selesai pembekalan acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi oleh Kabid Koperasi dan UKM, Kementrian Koperasi dan UKM, Sultoni Nurifai dan juga oleh Prof. Bambang Cipto selaku Rektor UMY. Dalam pidatonya, Sultoni menyampaikan bahwa untuk menjadi sebuah negara maju, diperlukan sebanyak 2% atau lebih dari masyarakatnya yang bekerja sebagai wirausaha. Sedangkan saat ini Indonesia masih berada pada jumlah 1,67%, kalah dari Singapore yang memiliki jumlah 4% dan Malaysia yang sudah mencapai 3%. “Oleh karena itu Kementerian mencoba mendorong jumlah Wirausahawan tersebut hingga minimal mencapai 2%. Salah satu caranya dengan Inkubator Bisnis ini,” terangnya. (Deansa)