Berita

UMY Jalin Kerjasama dengan BPJS Kesehatan

IMG_2315Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi kalangan mahasiswa, UMY menggandeng BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan terutama untuk pembuatan kartu BPJS. UMY sendiri menjadi universitas pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam perencanaan pengadaan kartu BPJS Kesehatan bagi para mahasiswa. Program yang sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia ini diharapkan membawa dampak positif hingga pada level mahasiswa dan karyawan kampus.

Hal tersebut yang disampaikan langsung oleh Wakil Rektor II UMY, Dr. Suryo Praolo, M.S.i., Akt. dalam Sosialisasi BPJS untuk mahasiswa kepada para pengurus Perguruan Tinggi UMY, di Ruang Sidang Komisi Gedung AR. Fachruddin A lantai 5 pada Kamis (28/01). “Harapan kami dengan program BPJS bagi mahasiswa kedepannya dapat membantu mahasiswa dalam memberikan pelayanan kesehatan. Terutama untuk mahasiswa yang berasal dari daerah yang jauh,” jelas Suryo.

Dalam sosialisasi tersebut hadir pula Daru Kristian Nugroho selaku Kepala Unit Pemasaran BPJS Kesehatan Cabang Utama Yogyakarta. Ia menjelaskan tentang bagaimana program BPJS Kesehatan untuk mahasiswa nantinya akan berjalan. “Mahasiswa yang rumahnya jauh di luar kota akan mengalami kesusahan ketika mereka tidak memiliki jaminan kesehatan di Yogyakarta. Dengan adanya BPJS Kesehatan bagi mahasiswa di masa mendatang, nantinya mereka akan lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat mereka belajar,” tutur Daru.

Dijelaskan oleh Daru bahwa mahasiswa akan didaftarkan secara kolektif sebagai peserta mandiri, dimana pendaftaran secara kolektif ini hanya diperbolehkan untuk pensiunan dari sebuah Yayasan dan juga mahasiswa. “Bila mendaftar bersamaan dengan keluarga, masing-masing anggota keluarga yang didaftarkan harus memiliki virtual account untuk melakukan pembayaran. Namun, khusus untuk BPJS mahasiswa nanti akan dibuat satu virtual account milik universitas yang sudah mencakup biaya pembayaran dari seluruh mahasiswa yang terdaftar,” ungkap Daru.

BPJS Kesehatan untuk mahasiswa ini nantinya hanya akan diperuntukkan bagi mahasiswa yang bersangkutan saja. Keluarga mahasiswa tidak dapat diikutsertakan dalam program BPJS ini. Daru juga menambahkan bahwa salah satu syarat mahasiswa dapat mendaftarkan diri untuk BPJS Kesehatan via universitas ini adalah belum terdaftarnya mahasiswa tersebut ke dalam BPJS melalui pihak keluarganya. “Jadi mahasiswa yang didaftarkan adalah mahasiswa yang orang tuanya bukan karyawan, atau artinya yang tidak memiliki kartu BPJS,” tegas daru.

Program Kartu BPJS yang akan diajukan oleh UMY adalah program kelas III, dengan pertimbangan bahwa iuran bulanan yang akan dibayarkan oleh mahasiswa dapat menjadi lebih ringan. Namun, Daru menyarankan kepada pihak UMY agar menaikkan tingkat pada kelas II agar mahasiswa ketika sakit dapat mendapatkan pelayanan kelas II yang cenderung lebih baik daripada pelayanan pada kelas III. Namun hal ini masih akan didiskusikan ulang oleh pihak UMY, sehubungan dengan iuran bulanan untuk Kelas II juga lebih tinggi.

Sigit Haryo Yudanto dari Career Development Center (CDC) UMY mengungkapkan bahwa program ini diharapkan dapat segera diterapkan kepada mahasiswa. Khususnya bagi mahasiswa baru angkatan 2016-2017 mendatang. “Pada Desember 2015 lalu, UMY dengan BPJS sudah menandatangani Nota Kesepahaman. Kami memiliki target sebelum Arpil mendatang, MoU antara UMY dengan BPJS dapat segera ditandatangani sehingga program ini akan dapat segera diaplikasikan untuk para mahasiswa baru nanti,” jelas Sigit.

Sigit juga menjelaskan dengan menggandeng BPJS ini, akan membawa dampak positif bagi UMY. Selain untuk membantu para mahasiswa yang berasal dari luar kota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dengan diberlakukannya BPJS Kesehatan bagi mahasiswa juga diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi Klinik UMY yang berada di lantai dasar lapangan Bintang. “Harapannya klinik UMY dapat menjadi klinik Pratama. Dan dapat menjadi akses pertama mahasiswa ketika mereka sakit ringan, selain di Klinik Firdaus,” tambah Sigit.

Kedepannya, BPJS Kesehatan ini akan menjadikan Klinik UMY dan Klinik Firdaus sebagai pelayanan kesehatan akses pertama bagi mahasiswa ketika sakit. BPJS Kesehatan mahasiswa UMY juga akan bekerja sama dengan PKU Muhammadiyah Gamping sebagai Rumah Sakit rujukan bagi mahasiswa penerima kartu BPJS dalam kondisi darurat. “Sehingga dengan berjalannya program ini kami berharap aturan regional di mana PKU Muhammadiyah Gamping masuk ke dalam wilayah Kota Sleman dapat pengkhususan. Mahasiswa tidak harus dirujuk ke PKU Muhammadiyah Bantul yang letaknya sangat jauh, namun mahasiswa jadi dapat dirujuk ke PKU Muhammadiyah Gamping,” tutup Sigit. (Deansa)