Berita

UMY jalin kerjasama dengan Komisi Yudisial dan Mindanao State University, Filipina

Fakultas Hukum-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FH-UMY) melakukan penjajakan kerjasama dengan Komisi Yudisial (KY), di Kampus Terpadu, Jumat (11/3). Dalam penjajakan tersebut, hadir Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Komisi Yudisial RI, Dr. Ibrahim, LL.M.

Menurut Ibrahim, ada dua hal yang harus dipenuhi dalam sebuah kerjasama yaitu adanya kontribusi yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak serta ada konsekuensi dari pelaku kerjasama dengan menghasilkan penelitian yang mumpuni, termasuk memberikan rekomendasi bagi lembaga Negara. “Dalam bekerjasama dengan UMY, harus dibangun sebuah kolaborasi yang disesuaikan dengan kepakaran dan sesuatu yang spesifik,” terangnya.

Dalam pertemuan tersebut, Ibrahim memaparkan kemungkinan kerjasama lebih mendalam mengenai empat ruang lingkup, meliputi kerjasama pendidikan bagi hakim agama yang hal ini nantinya akan dikolaborasikan juga dengan Mahkamah Agung, penelitian mengenai kajian putusan hakim, menjadikan Pusat Konsultasi Bantuan Hukum (PKBH) sebagai rumah pengaduan. “Dengan adanya rumah pengaduan, maka bagi siapa saja yang ingin mengadukan permasalahan kepada Komisi Yudisial, maka mereka tidak perlu ke Jakarta dan cukup mengadukan di rumah pengaduan yang ada di UMY untuk diteruskan ke Komisi Yudisial,” jelasnya.

Dekan FH UMY, H. Muhammad Endrio Susilo, MCL.mengungkapkan FH UMY ingin memberikan kontribusi kepada Negara melalui KY dengan mengajukan kerjasama untuk bagaimana membentuk pola pengawasan perilaku hakim oleh KY yang secara efektif dapat memberikan kepastian terhadap ada tidaknya penyimpangan kode etik hakim. Selain itu, pihaknya juga ingin memberikan formulasi pola pengawasan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Sebagai FH yang berwawasan hukum dan syariah, FH UMY mengajarkan kepada mahasiswa untuk tidak hanya memberikan pengawasan secara internal maupun eksternal, namun juga transedental. dengan hal ini, maka pengawasan diharapkan memberikan injeksi moral dan menyadarkan mahasiswa bahwa dimanapun mereka berkarir, kinerja mereka akan dilihat oleh komponen civil society dan Allah,” terang Endrio.

Sementara itu, FISIPOL UMY juga melakukan kerjasama dengan Mindanao State University di Hotel Phoenix Yogyakarta, Kamis (10/3) sore. Menurut Dekan FISIPOL UMY, Dr. Achmad Nurmandi, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia,  Indonesia banyak diminati negara lain untuk mengenal dan mempelajari Islam secara komprehensif. Hal ini pula yang mendasari Mindanao State University yang juga mempunyai penduduk Muslim untuk berkolaborasi dengan UMY.

UMY dan salah satu perguruan tinggi di Filipina sepakat untuk menjalin kerja sama yang kesepakatan itu terwujud dengan ditandatangani nya Memorandum of Undestanding (MoU) antar keduanya.  Hadir dalam MoU tersebut Dr. Achmad Nurmandi dan Perwakilan Dekan Mindanao State University Darwin J. Manubag.

Kesepakatan ini sendiri membuka kesempatan bagi kedua pihak untuk bekerja sama dibidang pendidikan dan penelitan ilmiah. MoU ini juga membuka ruang untuk melaksanakan kolaborasi dalam hal publikasi, seminar, simposium serta pertukaran dosen dan mahasiswa.

Darwin mengungkapkan pihaknya merasa bangga pihaknya  dapat bekerja sama dengan UMY yang merupakan salah satu universitas Islam terbesar di Indonesia. Ia mengharapkan dalam waktu dekat ini,  kesepakatan ini  segera ditindaklanjuti. Ia berharap setidaknya bisa dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.

“Kita bisa memulai dengan melakukan hal kecil seperti pertukaran mahasiswa . Kami akan mendorong mahasiswa kami untuk  mengunjungi Indonesia dan kami akan sangat senang menerima mahasiswa Indonesia di universitas kami,” ujarnya.  Direncanakan lima mahasiswa dari Mindanao State University akan mengikuti perkuliahan di UMY pada semester mendatang.

Secara khusus Darwin berharap UMY dapat membantu pihaknya dalam hal menyebarluaskan pemahaman kebudayaan dan apresiasi keagamaan. Ia yakin hal ini dapat memberi manfaat yang besar bagi kedua pihak.

“Saya harap UMY dapat membantu kami dalam memproosikan hal-hal seperti cultural understanding dan religion appreciation. Semoga hal-hal seperti ini bisa memperkuat masa depan bukan hanya kedua universitas tapi juga bagi kedua bangsa” ujarnya