Berita

UMY Kantongi 2 Penghargaan Riset Tingkat Nasional

WhatsApp-Image-20160613

Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali menuai prestasi di bidang penelitian akademik. Kali ini prestasi yang membanggakan berhasil diraih oleh dua tim dari Fakultas Ekonomi UMY dalam Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) XIV, yang telah dilaksanakan pada 09 sampai 10 Juni 2016 di Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat. Dalam forum yang diikuti oleh 12 finalis terseleksi dari 151 paper penelitian dari instansi dalam dan luar negeri tersebut empat mahasiswa serta dosen akuntansi UMY berhasil mengantongi dua penghargaan riset dari ketegori muda dan madya yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Keempat mahasiswa UMY tersebut yaitu Siham Madihah selaku ketua tim, Ega Wiguna, serta M. Azizurrohman dari kategori muda. Ketiganya jurusan Ilmu Ekonomi angkatan 2014, berhasil membawakan hasil presentasinya yang berjudul “Blue Investment: Integrasi Modal Ventura Syariah dan Ecotourism Minapolity untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir” dan dibimbing oleh salah satu dosen sekaligus Ketua Prodi International Program for Islamic Economics and Finance (IPIEF), Masyhudi Muqorrobin, M.Sc., Ph.D., Akt. Sedangkan kategori madya yaitu Fadhilah Raqiah Azis, seorang mahasiswi akuntansi angkatan 2012 beserta dosen sekaligus pembimbing penelitiannya yaitu M. Akhyar Adnan, Ph.D., MBA., Ak.,CA berhasil mempresentasikan hasil penelitiannya di depan para dewan juri yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan asuransi konvensional membuka unit syariah.”

“Alhamdulillah setelah melewati berbagai seleksi penjurian yang ketat dari berbagai instansi di seluruh Indonesia, dan bahkan dari luar pun ikut serta mengikuti kompetisi ini, kami berhasil terpilih menjadi pemenang dalam kompetisi FREKS yang ke 14. Menjadi juara pertama menjadi suatu hal yang membanggakan, karena UMY baru pertama kali ikut kompetisi ini hingga terpilih dari 151 paper, hingga 6 finalis sampai ke tahap akhir. Apalagi lawan kompetisi kami jika dilihat dari umur lebih senior dari kami,” ujar Siham saat di wawancarai di Biro Humas dan Protokol (BHP UMY) pada Senin, (13/6).

Siham mengaku, menjadi pemenang dalam FREKS yang ke 14 ini tentu telah melewati berbagai tahapan penilaian. Serta terdapat berbagai aspek penting yang harus diikuti oleh para peserta FREKS yang diselenggarakan oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Sebelum kami mempresentasikan hasil penelitian, pihak penyelenggara meminta untuk mempersiapkan bahan presentasi dengan alokasi waktu selama 20 menit. Sedangkan untuk hasil penelitian berupa paper berbobot 75 persen, serta nilai presentasi paper memiliki bobot 25 persen,” papar Siham. Untuk aspek penelitian yang dinilai oleh juri adalah kualitas penyajian materi, kedalaman penguasaaan subjek bahasan, serta kehandalan dalam menjawab sanggahan maupun pertanyaan.

Sementara itu, sebagai satu-satunya peserta dalam FREKS ke 14 yang mengusung tema “Akselerasi Pengembangan IKNB Syariah yang Inovatif, Inklusif, dan Kontributif dalam Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,” Fadhilah mengaku senang dapat berkompetisi dengan para dosen hingga praktisi yang memang telah ahli di bidang ekonomi syariah. “Senang dapat berkesempatan menjadi salah satu finalis best paper. Dan saya tidak menyangka yang menjadi kompetitor kami berasal dari lembaga yang memang telah terkenal dengan ilmu ekonomi syariah nya. Seperti dari Sekolah Tinggi Ekonomi Tazkia Bogor, dosen dari UI (Universitas Indonesia, red), STAIN Pekalongan, hingga dari institusi Smart Consulting. Alhamdulillah kami berhasil meraih juara 3 setelah melalui tahapan panjurian yang ketat,” tandas Fadhilah.

Bersamaan dengan itu pula, Akhyar., Ph.D berharap setelah UMY berhasil meraih dua penghargaan di bidang penelitian tersebut, dapat memotivasi bagi siapapun dan dapat menunjukkan kapasitas yang baik bahwa perguruan tinggi swasta memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri. “Saya berharap, dengan meraih prestasi ini dapat ditiru oleh mahasiswa maupun dosen lain. Sehingga dapat mempertahankan prestasi dan menunjukkan bahwa kami (UMY, red) juga memiliki kapasitas memadai terlebih lawan-lawan dalam kompetisi ini merupakan para praktisi yang jauh lebih luas pengetahuannya terkait tema yang diberikan oleh pihak penyelenggara. Dan terakhir hal yang harus diperhatikan yaitu supaya para mahasiswa dapat berprestasi, kampus juga harus memberikan support dana terlebih untuk apresiasi agar lebih mempermudah seluruh mahasiswa meraih berbagai prestasi sesuai dengan kemampuannya,” harapnya. (hv)